Disamping Sehat 3 Kebiasaan Ini Membuat Kehidupan Seks Anda Lebih MakNyus
Tidak ada komentarKamis, 03 Agustus 2023
Agustus 03, 2023Inilah 4 Produk Fashion Pemikat Para Lelaki
Tidak ada komentarSepatu hak tinggi
Merah
Little Black Dress
Garis leher Bandeau
Pengin Balikan Dengan Mantan ? Nih, Trik Agar Mantan Jatuh Cinta Lagi
Tidak ada komentarMenjadi Orang yang Kuat
Bersikap Lebih Jujur
Menjadi Pribadi yang Ikhlas
Menghilangkan Rasa Gengsi
Menjadi Pribadi yang Lebih Baik
Pantas dan Tidaknya Kamu Berambut Pendek Bisa Diketahui Dengan Cara Ini
Tidak ada komentarPotongan rambut pendek memang sedang cukup sering diterapkan selebriti, mulai dari Taylor Swift, Kristen Stewart, hingga Jeniffer Lawrence. Hal tersebut tentu membuat banyak wanita terinspirasi. Rambut pendek juga dinilai lebih praktis sehingga cocok untuk mereka yang kurang suka melakukan perawatan dan penataan.
Meski yang perlu dilakukan hanya mendatangi salon langganan, keputusan ini belum tentu diambil dengan mudah. Banyak wanita khawatir jika potongan rambut pendek yang sebelum belum pernah dicoba tidak sesuai dengan bentuk wajah.
Jika Anda salah satu orang yang sedang bingung menentukan pilihan gaya rambut, tak perlu lagi merasa galau. Yang perlu Anda lakukan demi memastikan jika potongan pendek benar-benar cocok dengan wajah adalah dengan mengukur jarak antara telinga dan dagu. Metode ini ditemukan oleh penata rambut John Frieda.
"John Frieda belajar tentang wajah dan melihat bahwa sudut dari tulang rahang menentukan apakah seseorang tersebut akan terlihat bagus dengan potongan rambut pendek atau panjang," ungkap hair stylist senior di Salon John Frieda Salons UK, Giles Robinson kepada situs Cosmopolitan.
Bagaimana caranya? Pertama ambil sebuah penggaris. Jika bisa pilih yang ukurannya menggunakan inci. Lalu posisikan penggaris itu di bawah telinga. Kemudian letakkan sebuah pensil atau pulpen di bawah dagu.
Metode ini pun terbukti pada sejumlah selebriti. Misalnya saja MIchelle Williams yang sering mengaplikasikan potongan pendek. Ternyata Michelle memiliki jarak yang pendek antara telinga dan dahi. Sebaliknya Kim Kardashian yang setia dengan mahkota panjang mempunyai dagu dan telinga dengan jarak lebih panjang.
Bagi Anda Yang Sudah Lama Pacaran Tentu Paham Dengan 6 Hal ini
Tidak ada komentarNamun seiring berjalannya waktu, nyaris segala hal yang kamu rasakan di masa awal berpacaran berbeda. Ada sejumlah hal yang hanya bisa kamu mengerti begitu kamu sudah menjalin hubungan dalam waktu lama. Berikut ini beberapa di antaranya.
1. Cinta tak selalu indahnya.
Pernyataan itu ada benarnya, kok. Karena honeymoon phase, tahap di mana cinta terasa indah tak akan bertahan selamanya.
Ketika kamu bersama seseorang dalam waktu yang cukup lama, kamu akan menyadari kalau cinta tidak selalu manis. Kamu dan pasangan akan berhadapan dengan kenyataan pahit, kenyataan menyakitkan. Namun kalau kalian berhasil melaluinya, kamu akan mendapatkan hubungan yang kuat dan bermakna sebagai buah kesabaran.
2. Kadang kalian saling menyakiti.
Ketika dua orang mulai terbiasa terhadap satu sama lain, semakin mudah untuk menyakiti perasaan satu sama lain. Kadang kamu tidak berpikir panjang sebelum menyakiti perasaannya, karena dalam hati kamu percaya kalau kalian akan selalu bersama apa pun yang terjadi.
3. Kamu akan kehilangan idealisme.
Ketika kamu mencoba beradaptasi dengan hubungan yang dijalani, mencoba memahami pasanganmu, kamu akan sering harus berkompromi. Kamu akan harus mengorbankan satu atau dua idealisme pribadimu demi kelangsungan hubungan kalian berdua.4. Kamu akan melihat sisi terburuknya.
Pada tahap-tahap awal hubungan, kamu akan lebih sering melihat sisi baik pasangan. Namun seiring berjalannya waktu, kamu akan semakin sering menjumpai sisi lain dari kepribadiannya hingga yang terburuk.Kamu akan melihat dirinya yang sesungguhnya. Dan itu jauh lebih berharga daripada sisi baik yang terlihat di permukaan.
5. Kadang kejenuhan melanda.
Bersama dengan seseorang, menghadapi masalah bersama sekian lama menjadikan hubungan sebagai satu hal konstan dalam hidup kalian. Dan dalam setiap hal yang konstan selalu ada sisi jenuh.Kamu tidak akan selalu tergila-gila pada pasanganmu. Pada satu titik kamu akan merasakan kebosanan terhadap hubungan yang kalian jalani.
6. Pasanganmu berubah.
Seiring berjalannya waktu, pasanganmu berubah. Kamu berubah dan sifat hubungan kalian juga berbeda dari saat kalian memulainya. Itu karena kalian terus bertumbuh, begitu juga hubungan kalian.Itulah beberapa kenyataan yang hanya bisa dimengerti oleh mereka yang sudah lama menjalin hubungan.
Ibu Ini Bekerja Jadi Buruh Cuci, Kuliahkan Anaknya Sampai S3 ke Jepang
Tidak ada komentar"Biayanya itu ya pakai hutang juga, tapi anak saya enggak perlu tahu. Biar mereka enggak minder di pergaulan. Alhamdulillah anak saya dua-duanya itu enggak macam-macam, enggak malu punya ibu buruh cuci," ungkapnya.
Yuniati, ibu luar biasa yang berjuang untuk pendidikan anak-anaknya. |
“But there's a story behind everything. How a picture got on a wall. How a scar got on your face. Sometimes the stories are simple, and sometimes they are hard and heartbreaking. But behind all your stories is always your mother's story, because hers is where yours begin.”― Mitch Albom, For One More Day
Agar Pernikahan Anda Nyaman dan Aman, Kuncinya Ini ...
Tidak ada komentarRabu, 02 Agustus 2023
Agustus 02, 2023Strategi mengatasinya
Ketika Luka Hati Duro Tersayat Melihat Muni Dibawa Laki-Laki Bermobil Pajero
Tidak ada komentarUdara terasa sesak. Semilir angin laut tidak lagi menyejukkan seperti saat ia mengajak Muni ke tempat favoritnya, sambil menikmati jagung bakar yang warungnya berjejer bersama kafe remang-remang dan penjual kacang rebus keliling di bahu jalan.
Kontan, sensasi menggelitik di tulang belakang Duro mulai menari. Ia bimbang, antara maju ke depan dan meninju rahang pria bermobil Pajero atau menampar Muni terlebih dahulu—atau memutar badannya ke belakang dan menendang benda mati apa saja yang kebetulan ia temui. Amarah meluap-luap. Duro mulai menimbang-nimbang apa yang akan ia lakukan.
Sebenarnya Duro adalah seekor gorila yang tampan bagi mereka yang memikirkannya dengan seksama. Dianugerahi bibir tebal yang merah merona—cukup abnormal untuk spesies gorila, alis rimbun, dan raut muka yang tegas nan macho.
Pendidikannya di Universitas Hatama sudah mencapai semester keempat belas dan ia belum juga menyusun skripsi. Sebuah alasan utama mengapa Duro sampai sekarang menyandang status penganguran di usianya yang keduapuluhtiga, tapi ia lebih senang menyebut dirinya sebagai seseorang yang gemar menuntut ilmu. Dan mengapa Muni mulai bosan dengan alasan “sedang sibuk mengerjakan tugas” dari Duro, yang membuat Muni memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka.
Duro beranjur ke arah Muni. Gorila betina itu sepenuhnya tidak sadar akan kehadirannya, ia sibuk membalas ciuman dengan khidmat. Semakin mendekat, semakin sesak Duro bernapas.
Sekarang Duro harus menentukan pilihan:
(1) menghantam rahang pria bermobil Pajero;
(2) menampar Muni lebih dulu.
Namun tidak kedua pilihan itu yang diambilnya, alih-alih, seperti otaknya berjalan sendiri tanpa perintahnya, nama itu terucap lirih,
“Muni ….” Cukup keras untuk sampai di telinga mantan kekasihnya.
Muni seperti disetrum. Kepalanya menoleh bersanding mata yang melotot. Suara itu, wajah tampan itu, bibir merah itu … oh sungguh ini bukan pertanda baik bagi kelangsungan hubungan Muni dengan kekasih barunya. Refleks, Muni mendorong pria yang sedari tadi merangkul pinggangnya. Lelaki itu kaget. Namun ia tidak tahu bahwa Muni seratus kali lebih kaget. “Duro …,” gumamnya.
“Kamu … kenapa … dia siapa, Ni?”
“Dur, ini tidak seperti yang kamu lihat.”
“Ini jelas-jelas seperti yang saya lihat, Mun! Kamu siapa?” tanya Duro kepada seekor tapir.
“Sebut saja Anton, bukan nama sebenarnya,” jawab si Tapir—yang telah berhasil meninggalkan jejak-jejak liur di sekitaran bibir Muni.
“Oh? Jadi kamu pacaran sama jurnalis sekarang? Ini haram, Mun!”
“Lancang sekali kamu bilang begitu? Apanya yang haram dari seorang jurnalis?” Anton berbalik kepada Muni. “Ini mantan kamu, ya? Pasti dia mahasiswa semester nenek!”
Muni mulai panik. Dua lelaki, beda spesies, beda status, pasti akan ada keributan. Apalagi Duro adalah mahasiswa yang rajin berdemo dan, Anton (nama samaran) adalah seorang jurnalis yang sering melanggar kode-kode etik demi mendapatkan berita yang ia inginkan.
“Dasar tolol! Ini bukan tentang pekerjaan, ini tentang
hubungan beda jenis!” Duro melanjutkan, “kamu kenapa mau, Mun, dicium di tempat
umum kayak begini? Sama lelaki model beginian?”
“Oi! Kamu jangan bawa-bawa kebiasaan binatang di dunia barat ke sini!”
“Memangnya kenapa?!” jawab Anton sambil menyenggol dada Duro.
“Apa?!” balas Duro menyenggol dada Anton.
Kedua lelaki itu mulai saling menyenggol dada. Di sisi lain, Muni melindungi dadanya supaya tidak kena senggol.
“Apa?!” senggol Anton.
“Apa?! Mau berkelahi kamu?” tantang Duro.
“Ayo!” terima Anton.
“Ayo!” jawab Duro kembali menyenggol dada Anton.
“Ayo? Siapa takut?!”
Muni geleng-geleng kepala. Antara pusing dengan kelakuan kedua lelaki di hadapannya atau kecewa dengan perkelahian yang tak kunjung mulai. Muni pun mengambil inisiatif untuk menghentikan pertikaian mereka berdua.
“Sudah, sudah!”
“Muni, kamu jangan tahan saya!”
“Muni, kamu jangan tahan abang!” seru Anton—padahal tidak ada yang menahan beliau.
Butuh waktu beberapa menit bagi Muni untuk meredakan
suasana. Hening menyelip di antara tatapan Duro dan Muni. Ada sebaris kalimat
yang ingin terucap dari bibir mereka. Entah kenapa, kalimat itu tertahan di
tenggorokan, menolak untuk keluar. Seperti sensasi muntah yang menggantung,
jika ia keluar akan terasa pahit dan sama pahitnya ketika ia ditahan. Maka Muni
dan Duro tetap terdiam.
“Sayang, ayo kita pergi dari sini,” perintah Anton sembari
menarik lengan kekasihnya. Muni enggan beranjak. Seperti menunggu sederet kata
keluar dari mulut Duro, atau ia ingin mengucap sesuatu kepadanya.
“Muni, ayo!” titah Anton.
“Jadi, begitu saja, Mun?”
“Iya, Dur. Begini saja.”
“Kamu memutuskan hubungan lewat kabar burung merpati, lalu sekarang kamu jalan sama lelaki bejat ini? Tidak ada kata perpisahan? Tidak ada kesan dan pesan?” tanya Duro penuh harap setengah kecewa.
“Akhir-akhir ini kamu selalu sibuk. Tidak pernah lagi mau temani saya jalan-jalan. Tidak mau lagi mencari kutu di bulu saya. Padahal dulu kamu bilang itu kegiatan favorit kamu. Kamu tidak akan bosan melakukannya sampai maut datang menjemput atau sampai peluru pemburu liar tembus di dadamu. Mana buktinya sekarang, Dur? Mana?”
“Muni, kamu tahu kan saya sedang sib...“
“Sibuk kerja tugas. Iya, saya tahu, Dur,” potong Muni.
Sekarang Muni merelakan tubuhnya ditarik Anton. Matanya masih terpaku ke wajah Duro yang tampan, yang bibirnya tebal merah merona, yang macho. Duro hanya bisa memikirkan jawabannya. Ia tahu, Muni butuh jawaban yang lebih dari sekedar “sedang sibuk mengerjakan tugas”. Gorila berparas cantik itu berhak mendapatkan lebih dari sekedar alasan.
Desiran ombak di teluk Kendari terdengar seperti nyanyian, mengiang, melantunkan lagu sedih tanpa aksara beriring langkah Muni yang menjauh dari mantan kekasihnya. Tanpa Duro sadari, setetes air mata meliuk-liuk di wajahnya yang kerutan—kerutan yang macho.
Tidak ada lagi bulu-bulu seksi tempatnya mencari kutu. Tidak ada lagi kecupan mesra dari bibir Muni. Oh, sungguh rasa kehilangan yang menelusuk kerongkongan Duro. Tombak itu kini menohok dari dada hingga tembus ke bokongnya.
Derum mesin mobil Pajero membawa tubuh Muni melesat dalam remang-remang lampu jalan. Kekasihnya telah pergi. Muni yang dikenalnya adalah sosok perempuan yang baik dan soleha. Tidak sampai di logika Duro jika perempuan itu mau berciuman dengan seekor tapir di tempat umum. Pasti Muni dalam pengaruh obat-obatan.
Dasar lelaki bejat! kutuk Duro dalam benaknya.
Dipilihnya tempat untuk melampiaskan amarah dan kekecewaan. Sebuah kafe yang menyajikan makanan dan minuman keras. Duro duduk di salah satu kursi dan telah selesai meneguk gelas ketiganya. Malam itu tidak terlalu banyak pengunjung.
Ada seekor beruang yang sedang duduk dengan kedua lengan
terlipat di atas meja dengan kepala yang menunduk, ia memakai setelan jas
lengkap namun amburadul, sepertinya baru pulang dari kantor, atau mungkin baru
saja dipecat. Ada sepasang kekasih yang sedang bercumbu, dua ekor kucing.
Di pojok ruangan, ada dua orang sahabat yang sedang
bercakap-cakap, meja mereka kosong, baru saja tiba.
“Pelayan, es tehnya satu!” teriak seekor dinosaurus bernama
Oscar.
“Sepertinya mereka tidak menyediakan minuman itu di sini, Oscar,” jelas sahabatnya Benjamin. Ia adalah seekor anjing yang terpelajar.
“Lantas? Cuma itu yang saat ini sedang ingin kuminum.”
“Di sini kami hanya menyediakan minuman keras,” kata pelayan yang menghampiri mereka.
“Minuman keras?” tanya Oscar. Ia bukanlah binatang yang mengenyam pendidikan. Banyak hal yang belum dimengerti Oscar, namun ia adalah seekor yang cukup kritis meskipun buta huruf.
“Minuman keras itu ungkapan lain untuk minuman yang
memabukkan,” jelas Benjamin sekali lagi.
“Astaga, minuman begitu dilegalkan?”
“Akhir-akhir ini memang pemerintah banyak melegalkan hal-hal yang merugikan,” jawab Benjamin.
Pelayan itu bertanya minuman apa yang ingin mereka pesan.
Cukup lama kedua sahabat itu berkutat dengan nama-nama minuman yang
membingungkan di selembaran menu: Sex on the beach, The Masquarade, 1001 nights,
Love of Jasmine, The Cabana, Chevas Regal, Long Island dan lain-lain.
Oscar berpikir nama-nama minuman itu terlihat seperti
kumpulan judul lagu, sementara Benjamin menilainya seperti kumpulan judul
novel. Terlalu lama menunggu, si pelayan yang notabene adalah seekor rusa
dengan rok mini dan baju yang “agak terbuka” memberikan saran kepada mereka dua
botol bir dingin. Benjamin dan Oscar setuju.
Duro kini telah selesai meneguk gelas keempatnya. Ia menatap
ke sekeliling ruangan. Matanya berpapasan dengan mata Oscar dan Benjamin. Ia
cukup terkejut melihat dua orang kenalannya berada di tempat itu.
Duro memberikan sapaan lewat anggukan kepala. Oscar dan Benjamin
datang menghampiri gorila tampan itu.
“Hei, bukannya jam begini para gorila sudah tidur?” sapa
Oscar, yang kemudian duduk bersebelahan dengan Duro.
“Tidak untuk gorila yang sedang patah hati, Kawan.”
Benjamin kemudian duduk di sisi lain Duro.
Kalian berdua kenapa masih berkeliaran?
Entahlah, perjalanan kami hari ini cukup banyak meninggalkan
pertanyaan-pertanyaan. Sulit untuk tidur jika banyak pertanyaan yang
menggantung di kepalamu,” jawab Benjamin.
Beberapa menit kemudian, pelayan datang kembali dengan
membawa dua botol bir di atas nampan kayu. Setelah menaruh pesanan Benjamin dan
Oscar di atas meja, pelayan itu berlalu. Oscar meneguk bir pertama dalam
hidupnya
Cih! Rasanya seperti kencing
“Bir memang begitu,”
kata Duro
“Alangkah baiknya
jika mereka menambahkan banyak gula ke dalam minuman ini,” keluh Oscar
“Namanya Muni
“Wanita yang
bertanggung jawab mengapa aku duduk di kafe ini dengan minuman keras
Oscar mengangkat tegukan kedua
Cih! Tunggu sebentar, saya mau minta pelayan supaya
menambahkan gula di bir ini,” kata Oscar yang kemudian berlalu.“Memangnya
kekasihmu kenapa, Duro?” tanya Benjamin.
“Selingkuh dengan seekor tapir. Hubungan yang haram.”
“Semua binatang melakukannya sekarang. Hubungan seje—““Stop!
Saya sudah dengar itu dari si tapir sialan.
”Benjamin mengangguk pelan. Ia tahu suasana hati temannya sedang tidak baik. Anjing itu memilih diam dan mendengarkan Duro mulai menceritakan kisah-kisah kasihnya selama berpacaran dengan Muni. Jam di dinding menunjukkan pukul 02.37 dini hari. Duro tengah bercerita bab keempat dalam hubungan asmaranya: Bercinta di Atas Pohon Beringin.
Sepertinya kisah ini sudah mulai terdengar membosankan di telinga Benjamin. Oscar setelah gagal meminta gula untuk bir dinginnya sudah hampir menghabiskan minumannya. Ia mulai terbiasa dengan sensasi “kencing” dari minuman itu yang menurutnya adalah sesuatu yang unik.
“Dan sekarang dia berpacaran dengan seekor tapir berengsek yang punya mobil Pajero. Tamat.” Duro mengakhiri ceritanya setelah tambahan tiga puluh menit berlalu.
“Mencari pacar baru bukan ide yang buruk menurutku. Pelayan yang tadi cukup menarik,” kata Oscar.“Dia jantan,” ucap Benjamin.“Hah?
Benarkah?”Duro dan Benjamin geleng-geleng kepala.
Masih banyak hal yang tidak diketahui Oscar.Di luar, hujan rintik-rintik mulai bertandang. Ketiga sahabat terus bercengkrama. Kehadiran Benjamin dan Oscar berhasil mengurangi duka yang sedang dialami Duro. Sahabat adalah tempat yang baik untuk membuang sampah-sampah kesedihan yang menumpuk.
Perlahan mereka bertiga mulai terbahak.Saling berbagi cerita dan pengalaman kehidupan. Diam-diam Oscar menaruh perhatian kepada seekor pelayan rusa dengan rok mini dan bajunya yang menggoda. Namun, itu adalah cerita di lain waktu.
Layak Disebut Jomblo Abadi, Jika Kamu Lakukan Kebiasaan ini
Tidak ada komentar1. Terlalu sibuk dengan sendiri
Kamu termasuk orang yang suka menyendiri? Bila kamu kurang terbuka pada orang lain, bagaimana mungkin mereka bisa mendekatimu. Cobalah untuk meluangkan waktu untuk orang lain, sehingga kamu bisa lebih mudah mendapatkan pasangan.2. Kurang memperhatikan penampilan
Kamu perlu sedikit berdandan, sehingga bisa terlihat menarik di depan orang lain. Bukan cuma buat wanita, hal ini juga berlaku untuk pria.3. Terjebak pada masa lalu
Kamu harus melangkah ke depan dan tak perlu menoleh ke belakang lagi. Bila kamu tidak melakukan itu, kamu akan selalu gagal dalam cinta.4. Terlalu mendengarkan kata orang lain
Mereka mungkin peduli pada kamu, namun kamu harus berani mengambil keputusan sendiri, khususnya tentang siapa yang akan kamu pacari. Bila kamu terlalu mendengarkan kata-kata orang lain, hubungan kamu tidak akan pernah berhasil.5. Terlalu agresif
Siapa pun akan lari bila didekati oleh orang yang terlalu agresif. kamu tidak boleh bersikap seperti itu kepada lawan jenis, jika tak ingin mereka lari dari kamu.6. Bersikap mau-menang-sendiri
Bila kamu masih sering bersikap seperti itu, tentunya tidak ada yang mau bersamamu. Sikap mau-menang-sendiri membuat kamu terlihat sangat egois di mata lawan jenis.Nah pemirsa, itulah enam kebiasaan buruk yang membuat kamu selalu gagal dalam cinta. Memilih pasangan memang tak mudah, namun menutupi diri juga bukan solusi terbaik.