Tempo hari menyeruak kabar tentang fatwa haram dari sebuah organisasi muslim, Akademi Raza, di India kepada komponis A.R Rahman dan sutradara Iran, Majid Majidi, sebagai protes terhadap film Muhammad: Messenger of God. Organisasi ini memprotes film biopic itu karena menggunakan nama Nabi Muhammad sebagai judul filmnya.
"Ini tak lebih dari kejahatan karena telah membuat film tentang Rasul, mendramatisasi kehidupannya, dan menggunakan aktor-aktor nonmuslim, sehingga membuat film itu seperti melecehkan agama," demikian pernyataan Akademi Raza, seperti dikutip The Hollywood Reporter.
Akan tetapi, sebenarnya Muhammad: Messenger of God bukan film pertama yang memicu amarah para tokoh agama di India. Ada beberapa film yang pernah mengalami hal serupa. Film apa saja?
Berbagai umat beragama di India merasa tersinggung dengan konten beberapa film ini. Apa saja?
Viswharoopam
Film mata-mata yang disutradaarai dan dibintangi oleh Kamal Haasan ini dilarang tayang di India Selatan setelah beberapa organisasi muslim mengeluh, karena umatnya digambarkan secara negatif. Menteri Kepala Negara Jayalalitha mengatakan, larangan itu diperlukan untuk mempertahankan hukum dan ketertiban.
Setelah melawan dan mengancam untuk meninggalkan Tamil Nadu dan tinggal di tempat lain, Haasan akhirnya diizinkan untuk merilis filmnya dengan syarat mengedit tujuh adegannya. Viswharoopam sendiri menceritakan tentang guru tari di New York yang ternyata agen organisasi Penelitian dan Analisis di India. Ia bersama dengan FBI lalu melumpuhkan para teroris dan meredakan bom Cesium.
Jodha Akbar
Film epik sejarah India berdasarkan kehidupan Kaisar Mughal, Akbar dan kisah asmaranya dengan Jodha Bai ini, tidak dapat dirilis di Rajasthan. Sebab, para keturunan raja mengklaim bahwa film itu telah mendistorsi fakta sejarah. Pemilik bioskop juga telah menerima surat yang ditulis dalam darah oleh organisasi keturunan bangsawan, Karni Sena.
Para keturunan raja umat Hindu itu mengatakan bahwa Jodha Bai bukanlah istri Kaisar Kerajaan Muslim Mughal, Akbar. Sedangkan dalam filmnya, Jodha takluk dan menjadi istri dari raja muslim, Akbar. Alhasil, film yang dibintangi oleh Hrithik Roshan dan Aishwarya Rai Bachchan ini dilarang tayang di beberapa bagian India, termasuk Rajasthan.
PK
Film blockbucter Bollywood, PK, menuai banyak kecaman sebelum diluncurkan. Salah satunya dari All India Muslim Personal Law Board (AIMPLB), organisasi non pemerintah yang mengurus permasalahan umat Islam di India, termasuk beberapa hukum yang berkaitan dengan Islam.
Menurut organisasi itu, PK sudah melukai beberapa agama sekaligus, sehingga meminta komite sensor film India menghapus beberapa bagian yang dianggap sensitif tersebut.
"Beberapa scene film PK melukai beberapa agama. Itu tidak bagus. Kebebasan beragama tidak berarti melukai kepercayaan seseorang. Kalau ada scene yang demikian, seharusnya komite sensor menghapus scene itu, jadi harmoni beragama di masyarakat tidak rusak," ujarMaulana Khalid Rashid Farangi Mahali, perwakilan AIMPLB, seperti dilansir Indian Express.
Pendapatan tersebut didukung oleh kelompok masyarakat sayap kanan Hindu, Janajagruti Samiti. Mereka pun kompak meminta agar bioskop menurunkan film itu dan melarangnya untuk tayang kembali. Meski begitu, PK tetap ditayangkan dan mencetak rekor sebagai salah satu film terlaris di Bollywood.
The Da Vinci Code
Film adaptasi novel laris Dan Brown ini juga dilarang di beberapa kota India, termasuk Nagaland dan Punjab, setelah sekitar 2.000 umat Katolik di India melakukan long march di Mumbai dengan membawa plakat bertuliskan "Stop melukai kepercayaan kami."
Tak hanya itu, mereka juga mengancam akan melakukan mogok makan jika film tersebut diedarkan di India. Film tersebut memperlihatkan gereja Katolik telah bersekongkol menyembunyikan Holy Grail yang sebenarnya, serta Yesus telah menikah dengan Maria Magdalena dan memiliki garis keturunan yang hidup sampai hari ini.
Pemerintah Tamil Nadu menyatakan, Penggambaran Yesus sebagai pria yang sudah menikah dalam film tersebut menyebabkan terjadinya demonstrasi dan mengganggu perdamaian dan ketenangan di negaranya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar