Cerita ini di ambil dari kisah
sepasang kekasih, kita sebut saja nama samaran.
Yaitu Sapta (laki - laki ) dan Septi
( perempuan ).
Sapta dan Septi seorang perantau di ibukota ( jakarta ),dan mereka telah
menjalin hubungan selama 1 tahun lebih.walaupun baru berumur 1 tahun tapi cinta
mereka sangat kuat karna seringnya kebersamaan hamper setiap hari mereka bersama.
Namun ada sesuatu cobaan yang sangat sulit untuk di hadapi, keluarga Septi tidak
merestui hubungan mereka dikarnakan bukan
satu suku. Sapta dan Septi pun bersikeras
membujuk orang tuanya Septi untuk menyetujui hubungannya, dan Septi pernah berbicara
kepada ayahnya.
Septi : pah,… aku ada yang ngajak nikah, tapi dia tidak satu ras dan dia orang seberang.
Ayah : nak,…kalo km kasihan sama mamah dan papah, janganlah sampai nikah sama orang sebrang.
Septi : tapi dia baik tanggung jawab dan aku mencintai dia.
Ayah : jangan nak, jangan kecewakan papah dan mamah kalo km tetap maksa papah gak bakal anggap km sebagai anak papah lagi. Papah sudah anggap kamu gak ada di dunia ini.
Septi pun mulai bimbang apa yang diarasakan, Septi sangat mencintai Sapta namun tak mau kehilangan ayah ibunya yang melahirkan dan membesarkan
Septi sampai sekarang. Septi tidak ingin Sapta tahu kalo papahnya sudah
bicara demikian, besok harinya Sapta bertanya kepada Septi.
Sapta : gimana say…, kamu sudah bilang sama orang tua kamu?
Septi : belum.
Sapta : buruan bilang donk sayank, kamu takut apa gmn ? ya udah kalo km takut sini biar aku saja yang telpon mamah kamu.
Septi :jangan.
Sapta : kenapa?
Septi : mamah aqu lagi sibuk jadi gak bakal di angkat telponnya, nanti aja nunggu waktu yang tepat.
Sapta : ya udah.
Setiap hari Sapta slalu bertanya kepada Septi, namun Septi slalu menjawab hal yang sama. Sapta pun merasa kesal dan memaksa minta nomor orang tua Septi.
Sapta : sampai kapan kaya gini terus? Sebenarnya kamu mau serius apa enggak?
Septi : iya aqu serius, tapi sekarang belum saatnya ngomong ama papah mamah aqu.
Sapta : km jujur., sebenernya ada apa? Kamu gak mungkin belum ngomong sama mamah kamu.
Septi : aqu emang belum ngomong, papah mamah aqu selalu sibuk.
Sapta : Jujur aqu tahu km bohong.kamu jujur aja kalo jawabannya pahit kita bisa cari solusinya.Septi : sebenarnya aku sudah ngomong dari dulu namun jawabannya tidak. Papah aqu bakal ngusir aqu kalo aqu maksa nikah sama kamu.
Dan mereka mencari solusinya, berbagai usaha mereka membujuk orang tuanya namun
tidak ada hasil dan Sapta pun berfikir tidak mau menambah
beban seseorang yang dia cintai, akhirnya mereka memilih berpisah .namun perpisahan
itu mereka lakukan dengan berat hati, karna
keduanya sama- sama saling mencintai.
Jodoh itu sudah ada yang menentukan, sekeras apapun kita sekuat apapun kita jika
Tuhan berkata tidak, maka tidak akan terjadi. Dan kita tidak tau jodoh kita siapa,
mungkin saja Septi dan Sapta berjodoh namun waktunya saja
yang blm tepat.
Dan walaupun Sapta dan Septi tidak berjodoh
setidaknya mereka mendapat hikmah dengan apa yang sudah diajalani.dan mereka sama-sama
akan dapat yang lebihbaik.
Amin..
Tidak ada komentar
Posting Komentar