Responsive Ad Slot

Latest

Relationship

Setelah Kuserahkan Segalanya, Pacarku Minta Putus

Jumat, 26 Mei 2023

/ by Jogjanesia



Setelah berpacaran cukup lama aku nekat menyerahkan kehormatanku kepada LF, aku pikir dia akan bertanggung jawab dan akan menikahiku kelak setelah kami lulus kuliah. Tapi apa lacur, hanya beberapa bulan setelah kejadian itu, dia berubah dan mulai mengambil jarak dariku hingga akhirnya dia minta putus cinta.

Berawal dari sebuah hari di bulan Juli 2020, pada saat itu aku berusia 19 tahun dan berstatus mahasiswi semester 4 Fakultas Kedokteran di salah satu perguruan tinggi swasta di Jogja. Teman dekatku TY memperkenalkan aku dengan seorang lelaki berinisial LF yang berusia 20 tahun yang berstatus mahasiswa Hubungan Internasional semester 4 namun di perguruan tinggi swasta yang berbeda denganku.
LF sudah memiliki usaha sendiri, yaitu memiliki rental mobil sendiri dan EO. 

Sejak perkenalan dan pertemuan saat itu aku dan LF sering berkomunikasi dan sampai akhirnya kami berstatus pacaran, 3 hari menjalani hubungan, LF mengajak aku untuk pergi ke sebuah kota S yang hanya berjarak 4 jam dari Jogja dimana kami menuntut ilmu untuk liburan.

Resmi Berpacaran

Setibanya di kota S (salah satu kabupaten di Jawa Timur), LF hanya mengambil 1 kamar penginapan dengan, spontan aku sedikit kaget, tapi setelah aku liat kamarnya lumayan besar dan ada ruang tamunya, aku fikir tidak ada masalah karena salah satu diantara kami bisa tidur di ruang tamu.

Tapi saat malam tiba, LF mengajak aku untuk satu ranjang tapi berbatas. Tidak ada kecurigaan dibenakku saat itu karena orang tua kita sudah saling mengetahui bahwa aku dan LF sudah berpacaran jadi aku berfikir tidak akan ada kejadian yang tidak kita inginkan, tapi semakin larut malam LF mulai berani berbuat sesuatu padaku, dia memang tidak memasukkannya padaku, tapi dia hanya meminta aku membantunya sambil mengajari aku oral.

LF rutin mengunjungiku ke kostan, hari ke 7 kami pacaran, LF datang ke kostku dari siang hingga malam hari, hingga LF membuka semua pakaianku dengan iming-iming LF dan aku bertunangan pada saat kami berdua menjalani skripsi, aku bersedia karena janjinya yang seperti itu dan dengan tidak rela aku sudah tak berpakaian, aku pun juga membuka semua pakaian yang dia kenakan.

Kami saling memandang dengan tubuh yang tidak berpakaian sehelaipun. Aku tahu ini salah tapi aku juga tidak sanggup menolak permintaan LF. Siang itu kami hampir saja melakukannya, aku deg-degan sambil mengingatkan dia untuk tidak memasukkannya, namun lagi-lagi dia meminta aku untuk membantunya.

Hari ke 10 aku dan LF berstatus pacaran, aku pulang ke daerah asalku di kota J, salah satu kota di Sumatera, dan LF pulang ke daerah asalnya di kota B, salah satu kabupaten di Jawa Tengah. Selama 1 bulan kami menjalani hubungan pacaran jarak jauh atau LDR. Hubungan kami semakin hari semakin mesra, sampai suatu hari LF mengirimkan aku SMS yang berisi mengulangi permintaan mengajakku, “bertunangan disaat skripsi”, orang tuaku tahu akan itu, karena orang tuaku membaca isi SMS yang LF kirimkan padaku, orang tuaku hanya berkata, “silahkan, tapi kuliahnya jangan keteteran”.

Jujur aku sangat senang sekali, ditambah sore harinya LF mengganti display picture BBM dengan memakai foto kami berdua 2 foto yang diedit menjadi 1 foto bersebelahan (aku memakai jas praktikum FK yang putih pada umumnya dan LF memakai baku kemeja yang dilapisi jas kerja berwarna hitam), rasa bahagia yang aku rasakan saat itu seakan dunia milikku.

Terjatuh

Beberapa hari sebelum aku pulang kembali ke Jogja, aku mendatangi rumah sepupuku bernama RI yang tidak jauh dari rumahku, kebetulan sepupuku RI juga mahasiswi di Jogja tapi berbeda perguruan tinggi denganku, pada saat aku numpang ke toilet kamar RI sepupuku, aku terjatuh di toilet, aku merasakan sakit sekali disekitar pinggul dan kemaluanku.

Aku langsung memeriksa apa yang terjadi padaku, setelah aku periksa ternyata selaput daraku sobek hingga berdarah, aku takut sekali rasanya, takut karena tidak akan ada yang mau menikahi aku, karena sampai saat ini yang aku tahu dan yang selalu diceritakan mamaku hanyalah “keperawanan itu penting dan akan dipertanyakan oleh suami kelak jika ternyata tidak sesuai harapan”.

Jujur aku takut sekali. Aku takut jika LF minta putus cinta karena hal ini. Ingin aku periksakan ke dokter di kotaku, tapi aku ragu karena mindset orang di daerahku masih terbilang kolot dan masih beranggapan kalau perempuan memeriksakan diri ke dokter kandungan itu pasti sudah melakukan sesuatu atau sedang hamil.

Pada saat itu aku menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada LF, tapi aku berbohong pada LF tentang aku memeriksakan diri ke dokter ditemani oleh mamaku, padahal aku tidak memeriksakannya ke dokter. Pada saat LF mendengar ceritaku yang sebenarnya plus berbohong ke dokter, LF percaya dan menenangkan hatiku. Aku sedikit lega mendengarnya, kemudian LF bilang “Jika kamu mau mengambil perjakaku, aku gapapa”. Spontan aku senang mendengar perkataannya karena aku berfikir dia bisa menerimaku apa adanya.

4 september 2020 aku pulang ke Jogja untuk kembali ke rutinitasku sebagai mahasiswi yang sedang menuntut ilmu, aku dijemput oleh LF di airport Jogja, aku senang sekali bisa bertemu dan memeluk lelaki yang aku cintai itu. Keesokan harinya, 5 september 2012 aku pergi ke sebuah mall ternama di Jogja dengan sepupuku RI.

RI termasuk orang yang sangat ramah dan mudah akrab dengan orang yang baru dikenal, karena keramahan RI, hari itu aku dan RI bertemu dengan orang asing yang mengaku berkewarganegaraan Malaysia, aku dan RI tidak melihat ada yang mencurigakan dari orang asing tersebut, yang pada akhirnya aku dan RI terhipnotis dan kehilangan uang tunai 8 juta rupiah, cincin berlian putih, 2 kalung yang berliontin batu dimensi asli, handphone Blackberry dakota yang pada saat itu harganya masih 6 jutaan keatas.

Jika ditotalkan dengan uang, mungkin kerugianku mencapai puluhan juta rupiah. Pada saat aku tersadar, aku menangis histeris di TKP, tapi apa dayaku, pelaku nya sudah lama meninggalkan TKP, segera aku menghubungi LF dengan handphone nokia senterku yang tersisa padaku, dengan panik LF segera menemuiku di TKP, aku ingin melaporkan kejadian ini kepada pihak yang berwajib, namun mamaku dan LF melarang, dengan alasan, “Sudah sulit menemukan orang yang bersindikat seperti itu, diambil hikmahnya saja”.

Kehormatanku Kuserahkan Padanya

2 minggu berlalu, disinilah awal mula mala petakaku dimulai, LF selalu rutin mengunjungi aku ke kostanku yang berjarak 30 menit dari tempat tinggalnya, aku lupa tepatnya hari apa, karena pada hari itu aku dan LF mengulang kejadian yang sama seperti hari ketujuh pacaran, kami tanpa sehelai pakaianpun, lagi-lagi LF memancing nafsuku, tanpa sadar aku yang memulai dan menaiki LF sampai aku menjerit kesakitan sendiri dan LF hanya menganga merasakan sempitnya yang ia tembus, mungkin dia juga merasakan sakit yang sama sepertiku.

Tak ada gerakan setelah itu, karena sama-sama merasakan sakit yang membuat kurang nyaman, akhirnya aku dan LF tersadar dengan apa yang barusan terjadi, LF pun memutuskan untuk tidak melanjutkan nafsu kami yang menggebu-gebu dengan alasan tidak memakai pengaman (kondom) karena takut keluar di dalam, rasanya memang tidak nyaman kalau nafsu tidak terselesaikan, tapi itulah yang kami rasakan berdua, selaput daraku memang tidak berdarah lagi, itu yang membuat aku benar-benar semakin takut jika LF memandangku rendah dan minta putus cinta.

Keesokan harinya, LF datang lagi ke kostanku melampiaskan birahinya padaku setelah memakai pengaman, aku masih merasakan sakit, tapi tidak sesakit kemarin, aku hampir menjerit lagi namun mulutku ditutupi oleh tangannya. Tanpa aku sadari air mataku mengalir di pipiku dan jatuh ke bantal tempat kepalaku bertumpu, LF tidak menghiraukan air mataku yang mengalir tapi malah semakin menjadi-jadi melepaskan birahinya hingga terselesaikan.

Semenjak hari itu, LF setiap minggu rutin melakukannya padaku selama 4 bulan berturut-turut kecuali disaat aku menstruasi, kadang di kamar kostanku, kadang juga di hotel. Semenjak aku terbiasa melakukan setiap minggu berturut-turut, aku seperti kecanduan bermain dengan LF, jujur setiap melakukan hal itu kami tidak pernah merasakan puas, entah aku yang belum tahu caranya menikmati ataukah memang kami melakukannya atas dasar terbiasa? entahlah.

Keluarga

Aku mulai dekat dengan orang tua LF dan abang kandung LF yang biasa aku panggil mas DD serta pacarnya mbak RA, karena orang tua LF sangat baik dan kelihatan welcome padaku, hingga aku juga memanggil orang tua LF sama seperti anak-anaknya, yaitu ibu dan bapak. Setiap ibu bapak ke kota Y, aku selalu ditelpon ibu untuk datang makan bersama dan pergi menemani ibu berbelanja, tentunya ada RA juga, aku merasakan punya keluarga baru disini, aku bahagia semuanya baik-baik saja, aku sangat bahagia mengenal dan menjadi bagian dari mereka.

21 januari 2021, mas DD ke kotaku dan menginap di rumahku serta dipinjamkan mobil oleh papaku, mas DD ke Sumatera bukan tanpa tujuan melainkan mendapat tugas dari dosennya untuk mengambil contoh bebatuan yang kebetulan didaerahku, ya mas DD kuliah jurusan Geologi. Pada 26 januari 2013, LF mengajak aku untuk menginap di hotel karena keesokan paginya aku harus pulang ke rumahku di kota J karena perkuliahanku saat itu sedang libur semesteran selama 1 minggu. Sore itu LF sangat melampiaskan birahinya lagi padaku, dan LF sangat memanjakan aku, tidak seperti biasanya, dia cium dan peluk aku setelah berhubungan intim, yang biasanya tidak pernah dia lakukan.

Malam harinya mamaku menelpon aku untuk meminta kepada mas DD untuk masih dirumah karena kebetulan mama dan papaku sangat sayang dan menginginkan anak laki-laki, mamaku sangat sayang pada LF dan mas DD, karena pada saat itu aku sedang bersama LF, maka LF segera menghubungi kakaknya itu untuk bertahan beberapa hari lagi dirumah, tapi kenyataannya memang tidak bisa karena dosen kampusnya sudah membelikan tiket untuk pulang ke Jogja.

Aku tidak bisa memaksa lagi, namun aku mendengar kekecewaan yang dirasakan mamaku saat itu. Aku dan LF tidak bisa membantu mamaku. Pada malam itu LF tidak meminta melakukan untuk memenuhi nafsu kita lagi, dia hanya terus memeluk tubuhku dari belakang hingga kami berdua tertidur dan hingga pagi datang menghampiri kami. Aku bergegas mandi dan bersiap-siap untuk ke airport, lagi-lagi LF manja sekali padaku seakan kami tidak akan seperti ini lagi. Semenjak saat itu aku dan LF tidak pernah berhubungan intim lagi, namun semenjak aku balik ke Jogja lagi, sikap LF berubah kepadaku, entah ada angin apa, entah apa yang terjadi padanya.

25 juli 2021, aku menemui LF di kostannya yang pada saat itu ada ibu dan bapak, yang kebetulan tanggal 2 agustusnya LF akan berangkat exchange ke Incheon, Korea selatan. Waktu itu bulan puasa, aku sudah libur semesteran lagi dan liburan hari raya, beberapa minggu yang lalu aku dan LF janjian agar aku pulang kerumahku pada tanggal 2 agustus jam 8 pagi juga, tujuannya agar bisa sama-sama merayakan first anyversarry aku dan LF pada tanggal 1 agustusnya, dan pada tanggal 2 agustus flight jam 8 pagi bisa sama-sama ketemu di airport kota Y ini.

Kita udah sepakat final, dan aku sudah memesan tiket untuk pulang, tapi apa yang kudapat lagi hari itu, spontan aku kaget mendengar ibu bilang kalau tanggal 2 agustus itu LF flight jam 12 siang. Aku kecewa dan langsung menanyakan hal ini pada LF, dan LF mengiyakan. Aku sempat protes padanya, karena dia mengingkari janjinya. Dan didepan orang tuanya dia membentak aku dengan mata melotot seperti ingin menerkamku. Aku syok, menangis dan langsung pulang saat itu juga dengan suasana hati marah, sedih, kecewa dan ingin kumaki-maki dia.

Kulajukan mobilku dengan kecepatan tinggi, hingga aku tidak melihat ada mobil petugas yang sedang memperbaiki lampu jalanan, aku syok melihat mobil petugas itu dan langsung menginjakkan kakiku pada pedal rem sedalam-dalamnya, beruntungnya aku dibelakang mobilku tidak ada kendaraan lain, hanya aku dan mobil disebelahku dengan arah yang sama, bemper depan mobilku sudah menyentuh cornblok merah yang dipasang untuk rambu jalan itu, bersyukurnya aku masih diberi kesempatan untuk tetap melanjutkan nafas dan hidupku didunia nyata.

Tangisku semakin menjadi-jadi dengan kejadian itu, tanpa menghubungi LF tentunya. Sesampainya aku di kostan, aku langsung menuju kamar dan mengambil hardcopy tiket pesawatku dan kukendarai kembali mobilku ke arah airport untuk reschedule kepulanganku, aku sengaja mempercepat kepulanganku menjadi 28 Juli 2021. Rasanya aku sudah banyak mengorbankan diri dan apa yang aku punya hanya untuknya.

Keesokan harinya, pukul 4 sore dia tiba-tiba berdiri didepan kamar kostku untuk menjemputku bersama orang tuanya, aku masih menghargai ibu dan bapak, setelah aku berganti pakaian, LF memelukku dari belakang, menangis dan meminta maaf padaku tentang kejadian kemarin, aku memaafkannya dengan segenap cintaku padanya. 27 juli 2021, LF kembali mengajakku untuk menginap di homestay yang tak jauh dari kostnya, tak kalah bagus seperti hotel kamarnya, kembali dia meminta maaf dan menangis padaku karena aku mempercepat kepulanganku.

Kami memang 1 kamar, 1 ranjang, tapi kami tidak melakukan hubungan intim seperti dulu lagi, dia hanya mencium kening, pipi, bibir dan kembali memelukku erat. Ada rasa penyesalan yang terasa dibatinku dengan mempercepat kepulanganku dengan tidak mengantarkan dan melihat dia juga berangkat ke Incheon. Tapi apa daya, aku hanya bisa berdoa dia diberikan keselamatan selama perjalanan dan studinya.

Mulai Berubah

Tibalah pada tanggal 2 agustus 2021, hari dimana orang yang kucinta berangkat meninggalkan tanah air untuk studi di negara orang selama 3 minggu lamanya. Menyesal tentu pasti karena tidak ada disaat keberangkatannya. Perbedaaan waktu antara Incheon dan Indonesia hanya 2 jam. Selama di Incheon, LF semakin sulit aku hubungi, aku telpon via skype pun tidak dijawab, aku mengirimkan pesan di facebook juga tidak dibalas, aku kirim chat ke BBM juga hanya sekali sehari dibalas.

Sampai pada aku mengirimkan chat yang berisikan, “jangan telat makan ya nang, aku kangen sama kamu, kamu kenapa sulit sekali aku hubungi, bahkan aku telpon via WA tidak pernah diangkat”, mungkin saat itu dia sedang kesulitan atau sedang sibuk, sehingga balasan chatnya hanya “kamu gak tau aku disini kenapa, aku sekarang lagi tersesat dan kamu gak bisa bantu kan?”, membaca balasan pesan singkat di WA itu hatiku sangat hancur. Sebegitu terganggunya dia sampai memarahiku seperti itu?

25 agustus 2021, LF pulang ke Indonesia, aku bahagia sekali, sampai aku balik lagi ke Jogja hanya untuk menjemputnya di airport, tapi apa yang kudapat? LF tidak turun di Jogja, melainkan turun di Semarang dan langsung pulang kerumahnya tanpa memberiku kabar terlebih dahulu, aku kecewa. Empat hari aku menunggu dia di Jogja, akhirnya dia pulang ke Jogja dan menemuiku, tapi apa yang terjadi padanya, dia seperti bukan LF yang kukenal, bahkan saat ketemu dan sekian jam bersama dia tidak menyapaku sama sekali. Aku masih bisa terima mungkin masih jetlag. Aku kecewa lagi, hingga lusanya aku memilih untuk kembali ke rumahku di Sumatera.

Berbulan-bulan berlalu hingga sampailah pada titik jenuh kami berdua, sabtu 9 November 2021, LF mengajak aku kesebuah tempat makan seperti cafe yang bernuansa gubuk dan kolam, perasaanku sangat tidak karuan, karena LF tidak pernah seperti ini padaku, pukul 9 malaman, LF berbicara serius padaku, kalimatnya panjang sekali, aku terpaku pada pertengahan kalimatnya yang menerangkan bahwa hubungan kami hanya sampai disini, LF meminta putus padaku dengan alasan yang ibunya inginkan kalau LF menikah dengan orang Jawa juga.

Aku mencoba untuk mempertahankan hubunganku dengan LF, jujur aku tidak bisa menerima keputusan yang sepihak itu, hingga diperjalanan pulang aku terus memperjuangkan dan memohon pada LF untuk tetap bertahan, tapi apa yang kudapat hanyalah kalimat, “sudah cukup, aku hanya diberi 2 pilihan oleh orang tuaku, memilih ibu bapak utuh dengan memutuskan hubungan denganku atau memilih aku dengan konsekuensi ibu dan bapak berpisah”, tentu sulit bagi siapa saja untuk menerima dan diberi pilihan seperti itu, aku hanya bisa teriak dan menangis histeris didalam mobil, bagaimana aku bisa menerima keputusan yang sulit ini, sedangkan kehormatanku sudah aku berikan untuk LF seorang.

Aku mencintainya, aku menyayanginya, dan aku mencintainya, namun apa yang aku terima? sebaliknya. Malam itu juga, pukul 11 malam lebih, aku menelpon ibu LF dengan harapan ibu mengerti perasaan dan kondisiku yang memang sudah tidak memungkinkan untuk berpisah. Rasanya aku menjelaskan dengan sangat baik, tapi ibu tidak mengerti apa yang aku maksudkan, ibu hanya bilang, “jodoh, rejeki, anak dan maut itu hanya Allah yang tau”, aku mengerti maksud ibu, tapi aku mau ibu mengerti perasaanku yang sekarang sudah “bekas” anak kebanggaannya itu dan sudah tidak mudah bagiku untuk menerima keputusan LF yang kuceritakan diatas tadi.

Putus Cinta

Demi apapun, tidak terbesit sedikitpun di pikiranku untuk menyakiti hati ibu yang aku sayangi, ibu yang sudah aku anggap ibu keduaku, aku hanya minta ibu mengerti keadaanku karena aku dan ibu sama-sama perempuan. Tapi ibu LF tetap tidak mengerti yang aku maksudkan, hingga akhirnya aku harus berkata terus terang kepada ibu bahwa kehormatanku sudah kuberikan pada anaknya. Tapi beliau menganggap ceritaku ini seperti aku menginjak-injak harga dirinya. Aku harus apa lagi? semenjak malam itu ibu tidak pernah menghubungiku sama sekali hingga februari akhir, dan bahkan bapak mendelete contact bbmku.

Keesokan harinya 10 November 2021, jam 7 pagi LF datang ke kost-ku lagi dengan alasan ibu menghubungi dia sambil memaki-maki LF, saat itu LF sangat marah padaku, aku masih bermohon-mohon pada LF untuk mempertahankan hubungan kami, tapi LF tetap tidak mau, hingga LF menceritakan alasan dia memutuskan hubungan kami yang sebenarnya, dia bilang aku tidak bisa memuaskan hasrat lelakinya dia, dan yang lebih menyakitkan hatiku, dia bilang tidak bisa cinta padaku setelah 1,5 tahun kami menjalin hubungan ini.

Aku marah dengan situasi dan keadaan ini, tapi aku masih sangat mencintainya, masih sangat sulit untuk kehilangannya dan hingga 8 oktober 2022 kami masih bersama namun tidak dalam hati yang bersatu, status pun tidak diperjelaskan oleh LF. Menggantung, apakah kami sudah putus cinta atau masih resmi berpacaran? aku tak tahu. Aku tidak merasakan LF yang dulu aku kenal. Tanggal 9 Oktober kemarin dia lagi-lagi meminta hubungan kami untuk berteman saja dan melupakan segala apa yang pernah terjadi namun dia belum menutup diri untuk kembali bersamaku.

Aku tak tahu harus berbuat apa sekarang. Tidak mungkin aku minta putus cinta darinya karena telah kuserahkan kehormatanku kepadanya, dan aku pun masih sangat mencintainya. ***

Seperti diceritakan kawan Yeye ke redaksi. 

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Don't Miss
© all rights reserved 2023
Created by Mas Binde