Kampung Bani Hasyi, jaman dulu. |
Sejarawan Mekkah, Ibnu Rajih al-Abdali menyebutkan, dulu Sayyidina Abu
Bakar Ash-Shiddiq hidup di wilayah Misfalah, dan beberapa qabilah Arab lainya,
seperti Bani Tamim, Bani, 'Adi, Bani Hasyim.
Nabi Lahir dari Bani Hasyim
Bani Hasyim adalah salah satu klan dalam suku Quraisy yang merujuk
kepada Hasyim bin Abdul Manaf. Hasyim bin Abdu Manaf adalah pendiri dari Bani
Hasyim, dan buyut dari Nabi Muhammad dan Ali bin Abu Thalib. Bani Hasyim
mendapat kepercayaan untuk memberi air minum (as-siqayah) dan melayani makanan
(rifadhah) bagi jamaah haji yang datang dari segala penjuru. Tugas yang
dilakukan Bani Hasyim ini merupakan bentuk amanah mulia untuk merawat kota
Makkah.
Nabi Muhammad sebagai keturunan Bani Hasyim diabadikan dalam bacaan
sholat yang biasa disebut sholat Bani Hasyim :
اَللَّÙ‡ُÙ…َّ صَÙ„ِّ عَÙ„َÙ‰ النَّبِÙ‰ِّ الْÙ‡َاشِÙ…ِÙ‰ِّ Ù…ُØَÙ…َّدٍ ÙˆَعَÙ„َÙ‰ آلِÙ‡ِ
ÙˆَسَÙ„ِّÙ…ْ تَسْÙ„ِÙŠْÙ…ًا
“Ya Allah, berikanlah rahmat serta salam kepada seorang nabi keturunan
Bangsawan Hasyim, yakni Muhammad beserta keluarganya, semogalah tetap selamat
dan sejahtera.”
Banyak para ulama meyakini sholat Bani Hasyim dapat mendatangkan
keberuntungan untuk urusan dunia dan akhirat.
Kemuliaan nasab Nabi Muhammad yang tersambung kepada Bani Hasyim juga
digambarkan dalam syair yang digubah oleh penyair legendaris yang lebih dikenal
dengan Imam al-Bushiri :
Ù†َسَبٌ تَØسِبُ العُلا بِØُلاهُ # Ù‚َÙ„َّدَتْÙ‡َا Ù†ُجُومَÙ‡َا
الْجَÙˆْزَاءُ
"Rangkaian nasab yang berkedudukan tinggi, laksana barisan
bintang-bintang yang saling terkait.”
Dari jalur Bani Hasyim ini telah lahir para pemuka sahabat, tabiin dan
ulama yang menjadi rujukan dalam agama dari dulu hingga sekarang.
Mekkah Jadi Pusat Belajar Ulama
Indonesia
Distrik Misfalah kota Mekkah terdapat sisa-sisa jejak orang Indonesia
bertempat tinggal dan belajar Ilmu pengetahuan. Seperti Zaqqaq Jawa (Gang Jawa/
Rubath Jawa).
Misfalah juga dikenal tempat santri asal Indonesia menimba ilmu kepada
Syaikh Ismail Zein al-Yamani atau kepada Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi
Al-Maliki sebelum keduanya kemudian pindah ke Rushaifah.
"Suasana Misfalah dulu dan kini tentu sangatlah berbeda. Kini
tempat itu sebagian besar sudah berubah menjadi lahan parkir dan hotel,"
kata Abdul Muiz Ali, Sabtu (17/6/2023).
Tidak diketahui secara pasti siapa ulama Indonesia pertama kali yang
belajar di Mekkah. Sejak abad ke 18 sudah ada ulama Indonesia yang belajar di
Mekkah bahkan mengajar dan menjadi Imam tetap di Masjidil Haram. Tiga ulama
tersebut seperti Syekh Junaid Al Batawi, Syaikh Ahmad Khatib al Minangkabawi, dan
Syaikh Nawawi al Bantani.
Pada generasi selanjutnya, kisaran awal abad ke-19 ulama terkemuka asal
Indonesia ada yang lahir di Misfalah, yaitu Syaikh Muhammad Yasin bin Muhammad
Isa Al-Fadani. Banyak para ulama dunia berguru dan mengambil sanad kepada Syaikh
Yasin al-Fadani, antara lain, Syaikh Muhammad Ismail Zain Al Makky Al-Yamani,
Abuya Sayyid Muhammad bin Alwy Al Maliki, Habib Umar bin Muhammad Hafidz Tarim,
Syaikh Ahmad Muhajirin, Bekasi,T.G.H. Muhammad Zaini Abdul Ghani Martapura,KH.
Maimun Zubair, KH. Sahal Mahfudz dan sejumlah ulama dunia dan pengasuh pondok
pesantren di Indonesia lainya.
Demikianlah Misfalah,
sebuah tempat di Kota Makkah perkampungan Bani Hasyim yang
tempo dulu menjadi pusat belajar ulama Indonesia. (*)
Tidak ada komentar
Posting Komentar