Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menyinggung komentar Ketua Dewan Pembina, Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebelumnya, SBY khawatir terjadi chaos politik apabila MK umumkan sistem pemilu tertutup.
Megawati menilai, komentar tersebut aneh. Megawati melihat beberapa pemilu yang telah dilakukan Indonesia. "Ada komen-komen yang menurut saya aneh. Yaitu sepertinya akan kalau ndak begini bisa terjadi chaos," kata Megawati saat konferensi pers di DPP PDIP, Jakarta, Jumat (2/6).
Megawati menegaskan, penyelenggarakan pemilu bukan barang baru bagi Indonesia. Karena itu, dia heran dengan pernyataan SBY. "Jadi kalau ada yang sampai mengatakan seperti itu, buat saya big question, maunya apa?" tegas Megawati.
Survei Kepuasan Publik
Dia mengutip sejumlah survei yang menyatakan kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi. Dalam survei tersebut, publik merasa puas dengan kepemimpinan Jokowi. "Jadi artinya sangat positif menerima yang namanya perjalanan Republik ini," kata Megawati.
Megawati pun berharap, Indonesia tak lagi disebut sebagai negara berkembang. Sebab, perjalanan Indonesia dari generasi ke generasi semakin baik. "Karena Bung Karno berkehendaknya juga sepeti itu, tapi kan mesti usaha, dan bekerja keras," kata Megawati.
Chaos Politik Versi SBY
Sebelumnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), angkat suara terkait kabar Mahkamah Kontitusi (MK) memutuskan sistem Pemilu 2024 menggunakan Proposional Tertutup atau coblos partai. Dia menyebut akan menimbulkan kekacauan politik jika sistem diubah.
SBY mengatakan, saat ini tahapan pemilu 2024 tengah berjalan di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sehingga, perubahan sistem tersebut akan menimbulkan kekacauan.
"Apakah ada kegentingan dan kedaruratan sehingga sistem pemilu diganti ketika proses pemilu sudah dimulai? Ingat, DCS (Daftar Caleg Sementara) baru saja diserahkan kepada KPU. Pergantian sistem pemilu di tengah jalan bisa menimbulkan 'chaos' politik," kata SBY, kepada wartawan, Minggu (28/5).
Selain itu, dia menekankan penetapan Undang-undang tentang sistem pemilu berada di tangan Presiden dan DPR, bukan di tangan MK.
Masalah Serius
Sehingga presiden dan DPR punya suara tentang hal ini dan mayoritas saat ini partai politik telah sampaikan sikap menolak perubahan sistem terbuka menjadi tertutup. "Kalau di tengah jalan diubah oleh MK, menjadi persoalan serius. KPU dan Parpol harus siap kelola 'krisis' ini. Semoga tidak ganggu pelaksanaan pemilu 2024. Kasihan rakyat," ungkapnya.
Lebih lanjut, SBY pun meminta agar Pemilu 2024 tetap menggunakan sistem proporsional terbuka atau coblos caleg. Setelah pesta demokrasi di 2024 usai, barulah perubahan sistem pemilu dikaji.
"Pandangan saya, untuk pemilu 2024 tetap menggunakan Sistem Proporsional Terbuka. Setelah pemilu 2024, Presiden dan DPR duduk bersama untuk menelaah sistem pemilu yang berlaku, untuk kemungkinan disempurnakan menjadi sistem yang lebih baik. Dengarkan pula suara rakyat," imbuh dia.
Tidak ada komentar
Posting Komentar