- - Aku mencintai kekasihku bahkan sangat mencintainya.. tapi aku ditipunya mentah-mentah. Kini aku mulai belajar meninggalkannya.. pelan-pelan. Aku tak peduli diriku yang sudah direnggutnya,, ketulusan cintaku padanya berbuah petaka.
Namaku Ririn, aku gadis berusia 21 tahun, aku hidup di keluarga sederhana, punya 3 kakak laki-laki dan seorang ayah, Ibuku sudah meninggal 2 tahun yang lalu. Hidupku mulai mengalami kehancuran sejak aku mengenal yang namanya cinta.
Cinta pertamaku kualami saat aku duduk di bangku SMA, aku berpacaran dengan seorang pria berinisial “Z”, aku sangat mencintainya, itu yang membuat aku mampu menjalani cerita cinta ini selama 5 tahun bersamanya. Tapi itu juga yang akhirnya menjadi petaka dalam hidupku. Segala kekurangannya selalu kucoba untuk dapat menerimanya, termasuk kebiasaan berjudi.
Singkat cerita.. Setelah usia hubunganku dengannya berjalan 4 tahun, kehormatanku di renggut olehnya, hal ini juga yang memaksaku untuk tetap bertahan dengan dia dan menerima dengan lapang dada segala tingkah lakunya yang jelek.
Sekian lama aku menanti pertanggung jawabannya, tapi semuanya seakan sia-sia.. Dia seolah menganggap remeh hal itu, hingga akhirnya keluargaku menanyakan padanya tentang keseriusannya padaku (keluargaku tak tau tentang kondisiku sebenarnya). Dia pun mengeluh padaku, bagaimana cara mendapatkan uang untuk melamar aku sementara dia belum memiliki pekerjaan tetap.
Aku hanya diam, tapi tak berhenti berfikir.. Hingga suatu ketika, dia datang padaku dan mengatakan bahwa dia ingin berbisnis dengan kerabatnya, dan memberiku pandangan akan memperoleh untung besar, sehingga aku tak perlu menunggu waktu yang lama untuk di lamar olehnya.
Aku bahagia karena kupikir mungkin ini adalah salah satu jalan yang diberikan Tuhan agar aku bisa segera di persunting olehnya. Tapi… dia berkata padaku bahwa dia butuh modal untuk menjalankan bisnisnya, aku bingung saat itu karena yang kupikir dari mana aku mencarikannya modal sementara aku tau kesempatan bisnisnya mungkin datang 2 kali.
Akhirnya ku beranikan diri untuk menggunakan tabungan ayahku yang di titipkan padaku. Tak tanggung-tanggung, 5 juta uang ayahku kupinjamkan padanya, waktu itu aku tak merasa takut karena aku berusaha menepis pikiran negatifku terhadapnya, aku berusaha percaya padanya.
Namun.. kenyataan yang terjadi tak seindah yang kubayangkan.. Aku di tipu mentah-mentah, bisnis dengan untung besar itu pun adalah sebuah kebohongan, uang 5 juta itu tak dipergunakannya untuk berbisnis melainkan untuk berjudi yang berbuahkan kekalahan, alhasil uang 5 juta itu raib.
Sejak kejadian itu, kuberanikan diri untuk meninggalkannya, aku tak perduli lagi dengan keaadaanku, Dan sekarang aku sendiri yang harus mengganti uang ayahku itu, aku bingung bagaimana caranya, sementara aku tak bekerja, aku takut jika kelak ayahku tau, ayah pasti akan sangat kecewa jika dia tau semuanya.
Karna aku sungguh tak ingin melihat air matanya.. Tak jarang aku berfikir untuk pergi menyusul ibuku ke surga. Sungguh, aku tak sanggup ya Allah.. Berilah petunjukmu :'( ***
Seperti yang diceritakan kawan Ririn kepada redaksi .
Tidak ada komentar
Posting Komentar