- Kegagalan dalam upaya memulihkan tatanan konstitusional di Niger disuarakan oleh Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, pada Senin (7/8).
Dalam pernyataannya, Guterres mengungkapkan keprihatinannya atas kudeta Niger dan penangkapan Presiden yang digulingkan, Mohammed Bazoum.
"Sekretaris Jenderal prihatin atas berlanjutnya penahanan Presiden Mohammed Bazoum dan kegagalan dalam memulihkan ketertiban konstitusional di Niger," kata wakil juru bicara Guterres, Farhan Haq.
Seperti dikutip CGTN, Selasa (8/8), Guterres kembali menegaskan dukungannya terhadap upaya mediasi yang sedang berlangsung oleh Masyarakat Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS).
Ketegangan di Niger semakin meningkat ketika ECOWAS memberikan ultimatum selama satu minggu kepada junta militer yang berakhir akhir pekan kemarin.
Namun, ultimatum itu dihiraukan militer Niger, yang membuat blok regional tersebut mengumumkan komitmen untuk mengambil langkah-langkah tegas, termasuk penggunaan kekuatan, guna mengembalikan ketertiban konstitusional di Niger.
Kini, PBB disebut tengah memantau situasi itu dengan cermat, dengan mengerahkan perwakilan khusus Sekjen PBB untuk Afrika Barat dan Sahel, Leonardo Santos Simao ke Niger.
Di samping itu, Sekjen Guterres juga telah menyoroti urgensi dalam melanjutkan pekerjaan kemanusiaan untuk menyelamatkan banyak nyawa di Niger, termasuk memastikan berlanjutnya operasi Layanan Udara Kemanusiaan PBB. ***
Tidak ada komentar
Posting Komentar