lemari guna menghindari Ibu kandungku mengajakku tinggal bersama. Singkatnya ayah dan ibu saya memperebutkan hak asuh anak. Namun pihak ayahlah yang menang, sehingga aku tinggal bersama keluarga dari pihak ayah sedangkan ibu entah tinggal dimana (aku sudah lupa karena kenangan saat itu ketika aku masih TK).
Masihkah Aku Diampuni Oleh-Nya ?
Tidak ada komentarMinggu, 04 Juni 2023
Juni 04, 2023lemari guna menghindari Ibu kandungku mengajakku tinggal bersama. Singkatnya ayah dan ibu saya memperebutkan hak asuh anak. Namun pihak ayahlah yang menang, sehingga aku tinggal bersama keluarga dari pihak ayah sedangkan ibu entah tinggal dimana (aku sudah lupa karena kenangan saat itu ketika aku masih TK).
Dimas Senopati, What's Up - 4 Non Blondes Cover
Tidak ada komentarDunia musik di Indonesia muncul talenta baru di media youtube, dia bernama Dimas Senopati. Suaranya melengking tinggi dan aksen Inggrisnya cukup kental seperti orang barat, bahkan reaksi para pakar musik internasional pada kaget dan shock melihat dan mendengarkan nyanyian Dimas Senopati. Dia tinggal di Tanjung Priok Jakarta Utara, dari keturunan Manado-Jawa.
Lagu-lagu cover-an Dimas Senopati kebanyakan lagu Classic Rock tahun 80an - 90an, ada yang dari Bon Jovi, Fire Horse, Skid Row, Avenged Sevenfold, Metallica dan lain-lain. Oke simak saja video dibawah ini contoh lagu cover yang berjudul ' What's Up ' dari 4 Non Blondes.
Proyek Jalan Layang Non Tol Pluit Era Ahok Mangkrak
Tidak ada komentar
Proyek pembangunan fasilitas Jalan Layang Non Tol (JLNT) di Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara yang pertama kali dibangun pada 2015 lalu atau saat DKI Jakarta masih dipimpin oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mangkrak. Mengutip detik.com, kini proyek tersebut nampak memprihatinkan akibat dibiarkan terbengkalai selama bertahun-tahun.
Di sisi utara jalan layang yang berhubungan langsung dengan JL Pluit Barat Raya sebenarnya telah ditutup dengan tumpukan tanah dan beton pembatas jalan. Tapi, di sana banyak rerumputan dan tumbuhan merambat menyelimutinya.
Kemudian di penghubung jalan layang ini nampak belum dibeton, dan hanya ada batu-batu kerikil dan sisa-sisa rerumputan di bahu jalan. Menyusuri JLNT Pluit, sepanjang jalurnya terdapat banyak retakan dan batu kerikil berhamburan. Dalam jarak beberapa meter, nampak beberapa tumpukan batu yang dibiarkan begitu saja.
Kemudian bahu-bahu jalan ini juga sudah dibangun pembatas jalan dengan tinggi kurang lebih 1,5 meter, namun sesekali terlihat ada celah di pembatas jalan ini. Terdapat sisa tiang-tiang lampu jalan sekitar setiap 20 meter.
Nampak juga kondisi sambungan jalan pada proyek JLNT memiliki celah sedikit terbuka yang dibiarkan begitu saja. Rangka-rangka besi dan sisa-sisa kayu terlihat di celah tersebut. Merespons keadaan tersebut, Ahok mengatakan kemungkinan besar masalah itu terjadi akibat penyusunan Raperda (Rancangan Peraturan Daerah) DKI terkait pembangunan pulau reklamasi yang bermasalah.
Maklum, JLNT itu merupakan proyek CSR Agung Podomoro atas keikutsertaannya dalam membangun pulau reklamasi di Pantai Utara Jakarta.
"(JLNT Pluit) dibiayai oleh pengembang sebagai kewajiban pulau reklamasi yang 15 persen kontribusi dari harga jual per meter sesuai harga NJOP. Itu aja komitmen pengembang jelas dari Agung Podomoro yang telah bersedia bayarkan 15 persen dari harga NJOP," ungkap Ahok seperti dikutip dari detik.com.
Karena raperda bermasalah, akhirnya proyek proyek pulau reklamasi terhenti. Alhasil, Proyek JLNT juga ikut mangkrak sampai sekarang.
"Sayangnya kemudian pulau reklamasi dinyatakan disetop. Seingat saya karena Raperda tentang pulau reklamasi bermasalah. Tidak mau dibahas DPRD," katanya.
"(Apa pemberhentian proyek pulau reklame jadi alasan JLNT mangkrak?) Mungkin. Saya tidak tahu lagi setelah 6 Tahun lebih," tambahnya lagi.
Anies Baswedan : Inti Pilpres Bukan Soal Meneruskan Kebijakan Kemarin, Tapi Soal Mencapai Tujuan Bernegara
Tidak ada komentarBakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan menyinggung esensi pemilihan presiden (pilpres) yang diselenggarakan 5 tahun sekali. Menurutnya, pilpres bukan untuk melanjutkan kebijakan pemerintahan sebelumnya.
Hal itu dia ucapkan dalam Bimbingan Teknis dan Konsolidasi Nasional Fraksi PKS dan Pimpinan DPRD se-Indonesia di Hotel Millenium, Jakarta. Anies mengatakan esensi pilpres untuk mencapai tujuan bernegara.
"Esensi pemilihan 5 tahunan ini bukan soal meneruskan atau tidak kebijakan kemarin, ini soal mencapai tujuan bernegara. Pertanyaaanya bukan mau meneruskan atau tidak," kata dia.
Dia mengatakan pemenuhan janji kemerdekaan harus menjadi pegangan setiap orang yang mengikuti pilpres.
"Jadi saat 5 tahun sekali itu, kita menengok (ke belakang) apakah sudah sama? (tujuan bernegara) kalau belum kita luruskan karena itu pesannya meluruskan jalan menghadirkan keadilan," ucapnya.
Anies mengibaratkan pemilihan presiden seperti kelompok regu yang berjalan untuk mencapai tujuan. Dalam kelompok itu ada satu ketua regu membawa kompas dan memimpin.
Menurut Anies, ketua regu tersbeut akan digantikan ketua regu selanjutnya dalam memimpin kelompok hingga tujuannya tercapai.
"Nanti ada regu berikutnya dan kompasnya dipegang. Kekuasaannya ada di tangan rakyat, bukan di pemegang kewenangan," tuturnya.
Ia pun mengingatkan orang yang saat ini bertugas tak perlu khawatir, karena tugas mereka akan selesai setelah lima tahun.
"Jadi, bagi yang sekarang sedang bertugas jangan pernah khawatir, karena tugasnya memang akan selesai. Itu memang proses 5 tahunan," ujar Anies.
Sederet Ancaman untuk Demokrasi Jika Diterapkannya Sistem Pemilu Proporsional Tertutup
Tidak ada komentarSistem pemilu proporsional tertutup kembali menjadi sorotan usai Ahli Hukum Tata Negara Denny Indrayana mengaku mendapat informasi penting terkait gugatan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu sistem Proporsional Terbuka di Mahkamah Konstitusi (MK).
Denny menyebut enam hakim MK akan setuju untuk mengembalikan sistem proporsional tertutup. Sementara, tiga hakim lain akan menyatakan dissenting opinion. Ia pun mengklaim informasi itu ia dapatkan dari pihak yang kredibel.
Buntut dari dugaan itu, publik hingga pejabat reaktif. Delapan dari sembilan fraksi partai politik di DPR juga kembali mengadakan pertemuan pada Selasa (30/5). Mereka menegaskan kesepakatan untuk menolak sistem proporsional tertutup alias coblos partai.
Hanya Fraksi PDIP yang tidak ikut serta karena mereka menginginkan sistem proporsional tertutup yang akan diterapkan dalam Pemilu di Indonesia. Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai sistem coblos partai itu tidak cocok diterapkan dengan kondisi perpolitikan di Indonesia saat ini.
Ujang menilai modernisasi, kaderisasi, dan reformasi belum terjadi dalam tubuh masing-masing partai politik (parpol). Ia pun menilai mayoritas parpol di Indonesia masih menganut budaya korup hingga nepotisme. Kondisi itu kemudian menyuburkan kekuasaan pimpinan parpol yang seolah tak terbatas.
Dengan demikian, apabila sistem tertutup dianut, maka parpol akan memiliki kekuasaan otonom tertinggi dan dikhawatirkan akan melanggengkan dinasti politik. Sebab pimpinan parpol bisa saja memilih caleg dengan mengenyampingkan kualitas dan loyalitas kader.
"Kalau saat ini diberlakukan bahaya sistem proporsional tertutup. Dikhawatirkan ada penguatan, kekuasaan di tangan dinasti politik dan oligarki politik, nanti isinya itu ya," kata Ujang.
Ujang menyebut tahapan Pemilu 2024 yang sudah berjalan tidak seharusnya kembali diutak-atik. Gugatan pemilu dan bakal putusannya dikhawatirkan akan menyebabkan eskalasi masyarakat hingga kemungkinan terburuk tahapan pemilu yang tidak sesuai jadwal alias diundur.
Para caleg yang sudah mendaftar pun kemungkinan juga akan berbondong-bondong mundur lantaran sudah mengetahui probabilitas keterpilihan dirinya di internal partai sendiri.
"Nah kalau terbuka, semua caleg akan bertanding mati-matian agar menang. Dengan terbuka mereka ada spirit fighting untuk memenangkan diri dan partainya. Fighting untuk bertemu rakyat, berkampanye, bersosialisasi, membantu masyarakat agar bisa menang," kata dia.
Di sisi lain, Ujang menyadari sistem proporsional terbuka juga memiliki sejumlah kekurangan seperti persaingan internal kader, politik uang yang memanas, hingga parpol yang mungkin dengan entengnya mengusung caleg hanya bermodal popularitas tinggi di masyarakat.
Namun demikian, Ujang tetap menilai sistem proporsional terbuka setidaknya tidak menutup kanal partisipasi publik yang lebih besar karena masyarakat bakal memilih calon legislatif sendiri. Selain itu, ia khawatir sistem tertutup justru berpotensi sebagai wujud baru kemunduran demokrasi.
Ujang selanjutnya juga mewanti-wanti apabila MK mengabulkan gugatan atau mengembalikan ke sistem proporsional tertutup, maka ada pelanggaran terhadap prinsip dasar open legal policy. Sebab kewenangan untuk menentukan sistem pemilu adalah milik pembuat UU antara lain Presiden, DPR.
"MK pada 2008 itu sudah memutuskan terbuka gitu, masa hanya karena usahakan intervensi politik, karena kepentingan partai tertentu masa lalu dijadikan tertutup, ini lucu," kata Ujang,
"Apalagi tadi tahapan-tahapan Pemilu sudah berjalan, itu akan menghancurkan tahapan-tahapan Pemilu dan merusak sistem yang sudah ada. Karena itu, ya mestinya MK jangan merasa benar sendiri, harus berbuat adil dalam konteks itu sendiri," imbuhnya.
Senada, Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago menilai sistem proporsional terbuka merupakan sistem pemilu yang paling ideal dengan kondisi perpolitikan Indonesia saat ini.
Dengan dihapusnya partisipasi masyarakat, maka kondisi itu menurutnya akan jelas berdampak pada kemunduran demokrasi. Pun senada dengan Ujang, Arifki menilai apabila sistem proporsional tertutup diterapkan, maka aturan itu hanya akan melanggengkan kesewenangan para elite parpol.
"Pemilih memperoleh haknya untuk menentukan caleg yang mereka inginkan. Jika sistem pemilu tertutup, ibarat membeli kucing dalam karung," kata Arifki kepada awak media.
Arifki menilai masyarakat berhak memilih siapa para wakil rakyat yang akan dipilih. Apabila yang disoroti kemudian adalah politik uang dalam sistem proporsional terbuka, maka sudah sepatutnya kondisi itu diminimalkan dengan memaksimalkan kinerja para penyelenggara dan pengawas Pemilu.
Di sisi lain, ia juga menilai politik uang tidak dapat dikesampingkan dalam sistem proporsional tertutup. Budaya itu akan tetap langgeng dan malah 'berbahaya' lantaran yang bertransaksi di dalamnya adalah para elite parpol.
"Pemilu tertutup itu bakal membawa politik uang di level elite. Karena para caleg bakal berebut nomor urut dari pada fokus memperkuat personal. Sekarang tahapan pemilu terbuka sudah berjalan, kalau tiba-tiba berubah ke tertutup. Maka, tahapan yang sudah berjalan akan berubah," ujar Arifki.
Dihubungi terpisah, Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro menilai sistem proporsional terbuka harus tetap dijadikan landasan dalam Pemilu 2024 lantaran tahapan sudah setengah jalan. Dengan demikian, ia menolak apabila sistem tertutup diterapkan pada Pemilu 2024.
Namun demikian, Siti memiliki pandangan lain bahwa ada perlunya Indonesia kembali menggodok sistem pemilu yang baru pada 2029 misalnya. Sistem itu harus menggabungkan sisi baik dan menghilangkan sisi buruk dari kedua sistem proporsional Pemilu itu.
"Menurut saya dicarikan lah mungkin setengah terbuka, setengah tertutup. Tapi tidak untuk 2024 besok, mungkin periode pemilu selanjutnya," kata Siti.
Siti kemudian membeberkan argumentasinya. Sisi positif sistem proporsional tertutup adalah parpol memiliki marwah lantaran memiliki wewenang besar untuk memutuskan siapa caleg yang akan diusung secara internal.
Dengan opsi kewenangan besar yang dimiliki parpol itu, maka menurutnya harus ada batasan jelas dan transparan. Yakni kaderisasi anggota parpol yang digodok sedari awal dengan harapan kader yang akan diusung nantinya adalah mereka yang berkualitas dan mumpuni dengan kemampuan politik mereka.
Sebab kerawanan dalam sistem proporsional tertutup adalah para elite parpol melanggengkan dinasti politik dan memilih sosok-sosok yang dekat dengan oligarki sehingga tidak mewakili suara rakyat bawah.
"Jadi bagaimana supaya partai dan ketua umum dihormati, itu penting. Kemudian, bagaimana sistem yang dilakukan bisa memutus mata rantai praktik politik uang. Lalu bagaimana menimbulkan tanggung jawab penuh terhadap kader-kader," kata dia.
Siti melanjutkan, sisi positif sistem proporsional tertutup juga bisa menekan politik uang yang terjadi di masyarakat. Ia menyoroti bagaimana pilihan rakyat tergadaikan dan terbeli selama ini akibat proporsional terbuka.
Di sisi lain, sejumlah sisi positif sistem proporsional terbuka adalah terjadi proses demokrasi yang sesungguhnya. Selain itu, para kader akan berlomba-lomba dan berjibaku sendiri untuk menciptakan program yang akan dijadikan sebagai nilai tawar.
Namun Siti juga menyoroti fenomena banyaknya para public figure yang menjadi caleg menunjukkan bahwa popularitas bisa saja lebih berharga ketimbang kualitas kader parpol. Fenomena itu menurutnya disebabkan sejumlah hal, salah satunya tingkat rata-rata pendidikan pemilih di Indonesia.
"Jadi sistem proporsional terbuka itu saya rasa paling cocok ketika masyarakat memiliki nalar politik dan punya argumentasi. Jadi mungkin perlu sistem yang baru misalnya disesuaikan begitu, jadi masyarakat nantinya tidak hanya menjadi tatanan objek," jelas Siti.
Oleh sebab itu, Siti menilai perlu ada evaluasi dari pelaksanaan sistem Pemilu di Indonesia. Perlu ada berbagai kajian untuk menemukan titik terang guna menciptakan Pemilu di Indonesia yang adil.
"Sehingga mungkin jawabannya adalah sistem baru, yang tidak tertutup banget dan terbuka banget. Jadi masih dimungkinkan untuk memberikan porsi yang cukup terhadap otonomi kader, dan tidak diserahkan penuh untuk pimpinan partai untuk menentukan calegnya. Jadi bottom-up, top-down," ujar Siti.
Viral Medsos : Kenali Bahaya Chroming Atau Kebiasaan Menghirup Senyawa Kimia Berbahaya
Tidak ada komentarJagat medsos atau dunia maya sempat dihebohkan dengan tren viral chroming challenge. Imbas fenomena ini, seorang remaja berusia 13 tahun asal Australia, Esra Haynes harus merenggang nyawa usai mengalami serangan jantung dan kerusakan otak. Gadis itu meninggal dunia usai menghirup bahan kimia berbahaya yang ada dalam kaleng deodoran.
Menurut Royal Children's Hospital of Melbourne, chroming didefinisikan sebagai praktik menghirup zat beracun untuk mendapatkan sensasi mabuk. Zat beracun ini kerap ditemui dalam kaleng aerosol, cat, spidol, cat kuku, lem atau bensin.
Senyawa kimia yang ada dalam zat beracun itu juga akrab disebut Inhalasin atau inlahan. Penyalahgunaan Inhalasin kini sudah sangat mengkhawatirkan lantaran semakin sering diakses oleh kalangan anak muda. Jika tak diawasi, penyalahgunaan Inhalasin dapat menjadi pintu masuk terhadap pemakaian narkoba.
Hal itu senada dengan American Addiction Centers yang mengklaim chroming sudah menjadi tren yang umum bagi kalangan Gen Z. New York Post juga melaporkan tingkat eksperimen chroming di retan usia 16 hingga 24 tahun telah meroket sejak pandemi.
Esra Haynes, gadis Australia yang tewas akibat melakukan chroming chalenge
Oleh sebab itu, para peneliti mengimbau agar masyarakat menghindari praktik chroming atau kebiasaan menghirup senyawa kimia dari bahan-bahan beracun. Pasalnya, bila dibiarkan terlalu lama akan berpotensi menyebabkan kematian.
Selain kematian, beberapa bahaya yang disebabkan oleh chroming atau kebiasaan menghirup senyawa kimia juga telah dirangkumkan The Jogja Notify:
1. Gangguan Pernapasan
Bahaya pertama yang menghantui imbas chroming adalah gangguan pernapasan. Pasalnya, hal pertama yang dilakukan ketika chroming adalah menghirup. Itu artinya, senyawa kimia akan bersentuhan langsung dengan hidung, tenggorokan dan paru-paru.
Menghirup zat kimia dalam jumlah yang berlebih berpotensi membuat hidung, tenggorokan dan paru-paru mengalami iritasi. Jika terus berlanjut, ini bisa menyebabkan sesak napas dan kehilangan kesadaran.
2. Merusak Fungsi Organ Dalam
Lebih parahnya lagi, chroming memberi ancaman besar bagi sistem organ dalam manusia. Ira Purnamasari Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya mengatakan kebiasaan menghirup senyawa kimia berpotensi merusak para-paru, jantung, otak, hati dan ginjal.
"Saat aroma bensin dihirup mengalir dari paru-paru menuju ke jantung yakni sistem peredaran darah dan menuju ke otak, secara otomatis bahan kimia beracun yang dihirup akan merusak paru-paru, jantung, otak, hati dan ginjal," kata Ira Purnama.
3. Muncul Sensasi Fly / Halusinasi
Aktivitas chroming biasanya membuat pelakunya mengalami sensasi fly atau euphoria. Seiring dengan sensasi fly dan euphoria ini, gejala lain seperti halusinasi, vertigo, kurangnya kontrol tubuh, dan lainnya juga seringkali muncul.
National Post mengklaim efek chroming nyaris sama dengan sensasi mabuk karena alkohol. Sensasi nge-fly ini bisa bertahan selama 45 menit, bergantung banyaknya Inhalasi yang dihirup.
4. Aktivitas Otak Melambat
Kondisi serius lainnya yang disebabkan oleh chroming adalah kerusakan sistem otak. Ira Purnamasari Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya mengatakan kebiasaan menghirup senyawa kimia lambat laun akan mengakibatkan melambatnya aktivitas dan fungsi otak yang kemudian menyebabkan kerusakan secara permanen.
"Jika dilakukan secara terus menerus, maka akan merusak saraf mengakibatkan penurunan kemampuan bicara, penurunan ingatan, berpikir lambat, disorientasi, agresif, halusinasi, hilang kesadaran, kejang hingga kematian," terang Ira.
5. Serangan Jantung
Chroming berpotensi menyebabkan serangan jantung seperti yang dialami oleh gadis 13 tahun asal Australia. Hal ini karena chroming menyebabkan aliran oksigen ke otak terhambat sehingga respirator jantung ikut terganggu.
Selain itu, denyut jantung juga akan meningkat ketika senyawa kimia mulai masuk ke dalam organ tubuh. Kondisi yang memaksa jantung berdetak dengan cepat dan tak menentu inilah yang berisiko memicu serangan jantung.
6. Uring-Uringan / Emosi Tak Stabil
Selain kurasakan sistem organ, chroming juga berpotensi menyebabkan depresi atau emosi tak stabil. Seringkali, pelaku chroming menghirup senyawa kimia guna mendapat sensasi nyaman dan tenang. Usai sensasi chroming hilang, mereka akan berubah menjadi cepat emosi atau uring-uringan.
Hal ini juga terjadi ketika pelaku chroming yang sudah kecanduan dilarang menghirup senyawa kimia. Mereka akan marah ketika keinginan untuk mendapatkan sensasi nge-fly dihalang-halangi. Bila sudah begitu, pelaku bisa menjadi depresi dan merugikan orang sekitar.
7. Otot Melemah / Lumpuh
Beberapa jenis Inhalasin mengandung bahan yang bekerja untuk memperlebar pembuluh darah dan melemaskan otot. Selain itu, efek chroming juga kerap menyebabkan mati rasa. Tak khayal, chroming dapat melemahkan aktivitas otot.
Terparah, pelaku terancam mengalami kelumpuhan karena chroming. Pasalnya, senyawa beracun yang dihirup berpotensi merusak sum-sum tulang, menyebabkan kejang, serta kehilangan koordinasi organ tubuh.
8. Kematian Mendadak
Terakhir, hal yang paling berbahaya dari efek chroming adalah kematian secara mendadak. The National Institute of Health mengatakan beberapa senyawa beracun mampu membuat jantung berhenti berdetak dan mati lemas. Bahkan kematian mendadak karena chroming bisa terjadi dalam hitungan detik.
"Penyalahgunaan inhalansia berpotensi mengakibatkan kematian yang tidak terduga. Sindrom kematian mengendus mendada dapat terjadi hanya setelah satu sesi chroming," kata The National Institute of Health.
Nah, itu dia 8 bahaya yang berpotensi muncul akibat tren chroming. Semoga artikel di atas mampu membuat sobat WowKeren lebih waspada ya. Sobat semua juga bisa membantu mengingatkan bila ada orang sekitar yang mengikuti tren chroming.
Jisoo BLACKPINK Gagal Konser di Osaka Karena Positif COVID-19
Tidak ada komentarJisoo BLACKPINK dinyatakan positif COVID-19. Sayangnya personel BLACKPINK itu harus melewatkan konser di Osaka hari ini. Kabar mengejutkan itu diumumkan oleh YG Entertainment melalui akun Weverse BLACKPINK. Sebelum dinyatakan positif COVID-19, Jisoo sempat mengalami gejala flu ringan.
Meskipun awalnya dinyatakan negatif dari hasil alat tes mandiri, Jisoo BLACKPINK kemudian dinyatakan positif COVID-19.
"Halo. Ini YG Entertainment. Kami mengumumkan bahwa Jisoo BLACKPINK dinyatakan positif COVID-19 hari ini (1 Juni). Jisoo mengalami gejala flu ringan pada 30 Mei. Dia awalnya dinyatakan negatif dari hasil tes mandiri namun dinyatakan positif hari ini," demikian pernyataan YG Entertainment seperti dilansir dari Koreaboo.
Oleh karena itu, BLACKPINK tidak akan tampil dalam formasi lengkap di Osaka. Penggemar hanya akan melihat Jennie, Rose, dan Lisa di panggung Kyocera Dome.
"Jisoo menunjukkan keinginan yang kuat untuk tampil dalam tur tersebut agar menepati janjinya kepada penggemar yang telah lama menunggu. Namun mau tak mau, kami memutuskan akan lebih baik baginya untuk tidak berpartisipasi dalam pertunjukan demi keselamatan semua orang juga kesehatan artis," jelas YG Entertainment.
Di akhir pernyataannya, YG Entertainment memastikan untuk mengutamakan pemulihan Jisoo BLACKPINK. Sehingga dapat melanjutkan jadwal tur dunia BORN PINK.
"Kami akan melakukan yang terbaik tidak hanya untuk pemulihan cepat Jisoo, tetapi juga untuk kesehatan dan kesalamatan artis kami. Kami meminta pengertian Anda sekali lagi. Terima kasih."
BLACKPINK dijadwalkan tampil di Osaka selama dua hari yakni tanggal 3 dan 4 Juni.
Para personel BLACKPINK akan disibukkan dengan jadwal tur dunia BORN PINK hingga akhir Agustus. Tur dunia yang dimulai di Korea Selatan sejak Oktober lalu itu akan dilanjutkan di Melbourne (10-11 Juni) dan Sydney (16-17 Juni).
Tak hanya itu, Jisoo BLACKPINK cs juga akan datang ke Paris (15 Juli), New Jersey (11-12 Agustus), Las Vegas (18 Agustus), San Fransisco (22 Agustus), dan Los Angeles (26 Agustus).