Responsive Ad Slot

Islam, Muslim dan Peradaban

Tidak ada komentar

Jumat, 16 Juni 2023


The Jogja Notify - Saat zaman keemasan Islam, pada 750-1258 Masehi di mana peradaban barat belum menyentuh cahaya keilmuan yang benderang, sedangkan umat muslim telah menggapai peradaban maju. Filsafat, teknologi, sains, biologi, astronomi, kedokteran dan beragam disiplin keilmuan lainnya telah dikuasai oleh umat muslim. Produktivitas yang melimpah, dibuktikan dengan banyaknya buku yang diterbitkan terutama gerakan penerjemahan pada masa khalifah Harun Al-Rasyid (786-803 M).

Pasca kematian khalifah Harun Al-Rasyid, beliau digantikan putranya yakni Abdullah Abu Abbas bin Ar-Rasyid Al- Ma'mun (813-833 M), atau biasa dikenal dengan Al- Ma’mun. Sumbangsih terbesar darinya adalah membangun perpustakaan terbesar yakni Baitul Hikmah sebagai wadah pusat penelitian intelektual muslim pada masanya.

Sehingga banyak diantara tokoh muslim terkenal pada periode tersebut, diantaranya adalah Al-kindi, Al-Farabi, Al-Khawarizmi, Al-Ghozali. Tak pelak, ilmu pengetahuan yang mereka tuangkan mempengaruhi peradaban dunia.

Pertanyaannya adalah, bisakah saat ini di tengah zaman konsumtif terutama umat muslim di Indonesia, dapat kembali meraih keproduktivitasan sebagaimana pada zaman Keemasan Islam dahulu? Yup, tentu saja bisa.

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, elok rasanya kita menguraikan Al-Quran sebagai landasan hukum Islam dalam memandang pentingnya ilmu pengetahuan dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.

Pentingnya Ilmu

Di dalam Al-Quran, ayat yang mengarahkan pada pengetahuan tidak sedikit. Sebagaimana yang diuraikan oleh Gus Achmad Dhofir Zuhry dalam bukunya ‘Peradaban Sarung’ yang diterbitkan pada tahun 2018 silam. Beliau menuturkan bahwa,terdapat 800an lebih ayat Al-Quran yang merepresentasikan akan pentingnya ilmu.

Bahkan, wahyu Al-Quran pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Adalah untuk iqra’, agar membaca, belajar. Semakin jelas bahwa agama Islam sangat mementingkan umatnya untuk belajar, sebagaimana yang tertuang dalam kitab suci. Dari sini membuktikan jika para tokoh muslim yang telah disebutkan di atas sudah barang tentu termotivasi dari untaian ayat suci.

Oleh karena itu, sebagai umat muslim kita mestinya merenung-insyafi ayat suci Al-Quran yang mana mukjizat berupa ilmu pengetahuan kita dapat menyingkap rahasia-rahasia tersembunyi di dalam ayat al-Kauniyyah berupa alam semesta.

Mendayagunakan Waktu Sebaik-baiknya.

Sebagai seorang muslim, idealnya diharuskan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Tak heran, secara khusus Al-Qur’an mereportase hal-ihwal tentang waktu, sebagaimana yang tertuang dalam surat Al-‘Asr (103). Di dalam tafsir Al-Jalalain “al-‘Asr” pada ayat pertama bermakna “zaman” atau “waktu” yang dimulai dari tergelincir hingga terbenamnya matahari.

Lantas, bagaimana seorang muslim agar dapat memulai menjadi muslim yang produktif?

Pada buku yang lain, Gus Ach. Dhofir Zuhry memberikan solusi yakni di dalam buku “Nabi Muhammad Bukan Orang Arab”. Pada salah satu bab beliau memaparkan hikmah yang terkandung tatkala seorang muslim menjalankan rukun islam yang kedua yaitu “shalat”. shalat menjadi neraca dan cara, agar bagaimana manusia menjalankan roda kehidupan di dunia.

Pada sub judul 'Seberapa shalat Hidupmu, Seberapa Hidup shalatmu?' beliau secara eksplisit memaparkan keunikan gerakan-gerakan shalat yang jika dijumlahkan sesuai dengan rotasi dan membentuk 360 derajat lingkaran sempurna. Sehingga shalat, menggambarkan tentang  pergeseran masa dan perputaran waktu di kehidupan manusia.

Al-Qur’an pun demikian mencitrakan, pada surah An-Nisa di penggalan ayat 103 akhir, bahwa shalat adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.

Saat ini fenomena yang miris sering kali menjumpai umat muslim, khususnya di Indonesia. Sosial media, Internet, Artificial Intellegence, teknologi, dan sebagainya yang mana kurang atau bahkan tidak sama sekali dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Dus, kita seyogyanya merefleksikan kesadaran, belajar dari masa kejayaan islam terdahulu. Tanpa adanya fasilitas berupa internet dan teknologi digital lainnya, mereka dapat menerangi peradaban hingga ke seluruh dunia. Tak lain, berlandaskan syariat yang dibawa oleh Nabi saw.

***

*) Oleh: Abdur Rohman, Santri Ponpes Luhur Baitul Hikmah sekaligus mahasiswa STF Al-Farabi Kepanjen Malang.


Ganjar Pranowo Bisa Saja Dibatalkan Megawati Soal Pencapresan, Karena Ada Perpecahan Relawan dan Partai

Tidak ada komentar

The Jogja Notify - Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri dinilai tidak happy usai mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai Bacapres PDIP. Bahkan, diyakini Megawati masih bisa menggagalkan pencapresan Ganjar dan menggantinya dengan Puan Maharani.

Penilaian itu disampaikan Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi usai melihat tanda-tanda ada perpecahan di antara partai dan relawan pendukung Ganjar. Penyebab awalnya adalah penurunan elektabilitas Ganjar Pranowo dalam survei, kemudian memicu kegelisahan para relawan hingga menuding PDIP sebagai biang kerok.

Relawan lantas mengaitkan penurunan itu karena Megawati menekan Ganjar untuk selalu mengakui diri sebagai petugas partai. Kemudian mengungkit rekam jejak internal PDIP yang sempat mengkritik kinerja Ganjar saat memimpin Jawa Tengah.  

"Juga sikap Jokowi dan anak-anaknya yang menjauhi Ganjar. Ini akan semakin membuat Ganjar dijauhi oleh relawannya," ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (15/6).

Muslim menilai, sejak Megawati mengumumkan Ganjar Pranowo, keraguan di benak publik sudah mulai bermunculan. Tidak sedikit yang heran bahwa ada tokoh dikritik internal partai tapi kemudian diusung sebagai capres.

“Sangat mengagetkan publik. Karena di internal PDIP Ganjar dimusuhi, kok bisa ya diumumkan sebagai capres partai?" kata Muslim.

Di satu sisi, Muslim menafsirkan bahwa permintaan Megawati kepada Ganjar Pranowo agar mengaku petugas partai adalah bentuk upaya penekanan. Jika Ganjar tidak menurut, maka dia bisa diganti.

Dugaan ini, sambung Muslim, berjalan seiringan dengan wacana pertemuan Ketua DPP PDIP Puan Maharani dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Bisa jadi Ganjar akan didrop sebagai capres definitif kalau Ganjar nggak nurut Mega dan PDIP," terang Muslim. 

Denny Indrayana Didesak Bertanggung Jawab ke Publik, Terkait Prediksi Soal Putusan MK Meleset

Tidak ada komentar

The Jogja Notify - DPP PDI Perjuangan meminta mantan Wamenkumham Denny Indrayana untuk bertanggungjawab kepada publik, lantaran sudah bikin gaduh saat melontarkan prediksi soal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait gugatan sistem pemilu yang telah dipastikan meleset.

Denny Indrayana pernah mengklaim mendapat informasi dari sosok yang kredibel, bahwa MK akan memutus sistem pemilu proporsional tertutup untuk Pemilu 2024. Prediksi Denny Indrayana itu kini terbantahkan, karena MK menolak seluruh gugatan.

“Apa yang disampaikan oleh saudara Denny Indrayana tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan di depan publik,” tegas Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, saat jumpa pers virtual, Kamis (15/6).

Hasto menilai, pertanggungjawaban Denny Indrayana kepada publik menjadi sebuah keharusan. Sebab, publik sempat dibuat heboh dengan pernyataan yang diklaim "A-1" tersebut, yang belakangan tak terbukti sama sekali.

Apalagi, lanjut Hasto, Denny Indrayana merupakan seorang Pakar Hukum Tata Negara (HTN).

“Tidak boleh seseorang menyampaikan informasi kepada publik yang penuh muatan politik, kepentingan politik yang dibungkus oleh identitas dari Pak Denny sebagai seorang akademisi ini tak boleh dilakukan,” pungkasnya. 

Bukan politisi PDIP jika tidak bernarasi negatip terhadap sesuatu yang berkaitan dengan komentar membangun dari para pakar politik atau hukum berkaitan dengan demokrasi yang positip terhadap kemapanan rakyat Indonesia.


Terima Kasih MK, Telah Ambil Keputusan Jernih dan Benar

Tidak ada komentar

The Jogja Notify - Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak seluruh gugatan sistem pemilu proporsional tertutup disambut baik oleh Ketua Majelis Tinggi Partai Demokat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Sebab, MK akhirnya tetap mempertahankan sistem proposional terutup pada perhelatan pemilihan umum (Pemilu) tahun 2024 mendatang. SBY merasa bersyukur dengan adanya putusan tersebut. Menurutnya, MK telah memutuskan perkara dengan jernih dan benar.

“Saya bersyukur ke hadirat Allah SWT dan selamat serta terima kasih kepada MK yang telah mengambil keputusan yang jernih dan benar,” ujar SBY dalam cuitan akun Twitter pribadinya @SBYudhoyono dikutip Kamis (15/6).

SBY juga meyakini putusan MK tetap memberlakukan sistem proporsional terbuka tersebut sudah sesuai dengan harapan rakyat Indonesia. Menurut SBY, seandainya sistem proporsional terbuka memiliki kelemahan, tentu terbuka untuk disempurnakan oleh Presiden dan DPR hasil Pemilu 2024 mendatang.

“Sangat mungkin kita memiliki UU Pemilu yang lebih sempurna dengan tetap menganut sistem proporsional terbuka,” tuturnya.

SBY menambahkan, saat dirinya menjabat Presiden Keenam RI, ia pun mengeluarkan Perppu untuk tetap mempertahankan sistem Pilkada langsung bukan Pilkada yang dipilih oleh DPRD.

“Dalam Perppu tersebut sudah diwadahi berbagai perubahan dan perbaikan atas implementasi UU yang berlaku sebelumnya,” demikian SBY.





Basi ! Jokowi Heran Masyarakat Lebih Percaya Berobat ke Luar Negeri

Tidak ada komentar

The Jogja Notify - Loyalis Anies Baswedan, Andi Sinulingga, mengomentari keheranan Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena masyarakat lebih percaya berobat ke luar negeri. Presiden Jokowi mengimbau masyarakat untuk tidak berobat ke luar negeri karena banyak devisa negara yang hilang jika hal tersebut dilakukan.


"Masak kita sakit harus ke Singapura, harus ke Malaysia, harus ke Thailand, harus ke Jepang. Dokter-dokter kita ini engga kalah pinternya dengan mereka, tapi alatnya memang kalah," ujar Jokowi dalam peresmian Rumah Sakit Tzu Chi di Jakarta Utara, Rabu, 14 Juni 2023.


Presiden kemudian menjelaskan bahwa negara kehilangan devisa hingga USD 11,5 miliar atau Rp 170 triliun karena masyarakat yang berobat ke luar negeri. Menanggapi hal tersebut, Andi mengatakan tak seharusnya presiden heran melihat rakyat yang lebih percaya untuk berobat ke luar negeri.


Menurutnya, perilaku tersebut merupakan hasil dari apa yang ditunjukkan para pejabat negara sendiri yang gemar berobat ke luar negeri.


“Pak Presiden kok heran lihat rakyatnya lebih percaya berobat ke luar negeri, lah pejabatnya aja begitu. Para pejabat seperti bapak itulah yg ngajarinya,” ujar Andi, dikutip Suara Liberte dari akun Twitter @AndiSinulingga pada Kamis (15/6/2023).


Aktivis Kolaborasi Warga Jakarta (KWJ) ini kemudian mengungkit perihal ucapan seorang menteri yang menyebut tenaga kerja Indonesia kurang berkualitas untuk hanya menjadi pengawas proyek di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.


“Lihat aja menteri anda bilang SDM kita tak punya kemampuan, bahkan hanya cuma jadi pengawas proyek IKN SDM kita tak mampu,” ujar Andi.


Baru-baru ini Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut mengungkapkan alasan di balik keputusan untuk mempekerjakan TKA di proyek IKN. Dia menilai sumber daya manusia Indonesia belum seberkualitas tenaga kerja asing.


Hal itu disampaikannya saat peluncuran Battery Asset Management Services Indonesia Battery Corporation di Kantor Kemenko Marves, Jakarta, Senin (12/6/2023) malam.


"Bangsa kita enggak bisa, ya memang enggak bisa. Kualitasnya masih kadang miring-miring. Kalau Anda lihat bangunan kita, masih banyak kualitasnya kurang bagus, tidak rapi. Kuat, tapi masih belok-belok," ujar Luhut



Sumber: suara


InJourney Akan Negosiasi Penghapusan, Dikarenakan WSBK Mandalika Rugi Rp100 Miliar

Tidak ada komentar

The Jogja Notify - Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pariwisata, InJourney, berencana untuk menghapus penyelenggaraan World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika karena telah menyebabkan kerugian sebesar Rp100 miliar.

Dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI pada Rabu (14/6/2023), Direktur Utama InJourney, Dony Oskaria, menyatakan bahwa kerugian terbesar yang dialami Sirkuit Mandalika berasal dari penyelenggaraan WSBK Mandalika. Menurutnya, acara ini tidak menarik bagi investor sebagai sponsor.

"WSBK ini menunjukkan kerugian, sehingga apa yang kami lakukan adalah kami akan bernegosiasi untuk menghilangkan WSBK ini," ujarnya.

Dengan menghilangkan penyelenggaraan WSBK, diharapkan beban perusahaan dapat berkurang. Hal ini akan mencegah kerugian yang semakin besar setiap tahunnya jika event tersebut tetap dilaksanakan.

"Ini akan kita hilangkan, sehingga tidak ada biaya yang muncul dalam penyelenggaraan WSBK yang sebenarnya tidak menarik secara sponsorship," jelas Dony.

Selain WSBK, perusahaan juga mengalami kerugian dari penyelenggaraan MotoGP. Namun, acara MotoGP cukup menarik sponsor sehingga masih dapat dilaksanakan.

Berdasarkan perhitungan InJourney, kerugian akibat penyelenggaraan MotoGP mencapai Rp50 miliar. Upaya sedang dilakukan untuk mencari tambahan sponsor guna menutupi kerugian tersebut.

"Kita memiliki kekurangan sekitar Rp50 miliar dari MotoGP. Saat ini, sedang mencari cara untuk mendapatkan tambahan sponsor guna menutupi kekurangan ini, agar kita bisa mengatasi masalah di Mandalika," jelas Dony.

Langkah-langkah ini diambil sebagai salah satu upaya untuk mengurangi utang Sirkuit Mandalika yang mencapai Rp4,6 triliun. Utang tersebut terdiri dari kewajiban pembayaran jangka pendek sebesar Rp1,2 triliun dan jangka panjang sebesar Rp3,4 triliun.

Untuk pembayaran jangka pendek, InJourney melalui PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) telah meminta Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp1,19 triliun dari pemerintah. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp1,05 triliun akan digunakan untuk membayar utang Sirkuit Mandalika.(*)

"Saya tidak dapat menyelesaikan kewajiban jangka pendek ini, termasuk pembayaran Grand Stand, VIP Village, dan kebutuhan modal kerja saat penyelenggaraan event. Oleh karena itu, penyelesaiannya harus melalui equity," pungkas Dony. (*)



Hidup dan Mati adalah Kepastian dalam Ketidakpastian

Tidak ada komentar

Kamis, 15 Juni 2023


The Jogja Notify - Apa yang akan anda lakukan ketika anda tahu usia anda tinggal 1 hari lagi?

Dengan harta anda ..., Dengan orang-orang yang anda sayangi ...., Dengan keluarga ...., Dengan tetangga ...., Dengan teman-teman ...., Dengan musuh anda sekalipun ....., Dengan rancangan pemakaman ..., Dengan tempat pemakaman ..., Dengan apapun yang berhubungan dan ada dalam diri anda ? Dan dengan yang memberikan anda hidup, orang yang menganut agama menyebutnya Tuhan, Allah, Rabbi, Yang Maha Kuasa, Hyang Widhi Wasa… atau apapun itu sebutanNya… 

Apa yang akan kita lakukan, cukupkah waktu 1 hari untuk melakukan itu semua? Jangankan Cuma satu hari, saya rasa jika diberikan waktu satu tahun pun tak kan pernah cukup. Tapi coba marilah kita membayangkan bahwa besok, adalah waktu terakhir kita. Akan kita gunakan waktu itu untuk menikmati sisa waktu, atau akan kita gunakan waktu tersebut untuk bersyukur atas semua yang telah kita lewati? 

Keduanya tidak berbeda dalam hal waktu, namun akan memberikan dampak yang besar sekali dalam menikmatinya. Orang jawa bilang “umur sedhelo, ngebaki wektu rowa”, itu mungkin terjemahan bebasnya hampir sama seperti syairnya Chairil Anwar: aku ingin hidup seribu tahun lagi…!

Ya, kata-kata dalam bahasa jawa itu artinya bahwa meskipun usia kita hidup itu hanya sebentar, tapi esensi keberadaan kita akan memenuhi banyak waktu yang tersisa dari orang-orang yang mengenal kita. Hal seperti inipun masih bisa dibedakan menjadi 2 hal: 

- Dikenang dalam hal kebaikan 
- Dikenang dalam hal kejahatan 

Suatu pilihan, yang pastinya semua orang akan memilih kondisi yang pertama, tapi pada kenyataannya, pilihan itu harus disertai perbuatan nyata yang begitu berat, salah-salah malah pilihan kedua yang dipaksakan kepada akan diterapkan kepada kita, meskipun kita inginnya adalah pilihan pertama. 

Jika besok kita mati…, mungkin hanya 1 dari 100 atau bahkan 1000 orang yang akan menghadapi dengan senyum, dan lebih banyak orang lagi yang mengatakan tidak siap, dan meskipun masih didiskon, okelah… 1 tahun lagi, orang-orang seperti ini mungkin tak juga akan pernah siap. 

Artinya bahwa sadar atau tidak sadar, waktu itu sangatlah berharga. Tapi pada kenyataannya bahwa sering sekali, bahkan bisa dibilang tidak pernah orang menghargai kesempatan, atau yang sering kita sebut waktu itu. Ketika waktu itu diambil…., :) barulah orang akan bilang jangan…!!!. 

Jika besok mati… apakah yang kita lakukan, mulailah berpikir dari sekarang, 
Jika besok mati… intinya adalah waktu dan bagaimana kita menggunakannya, 
Jika besok mati… hanya sedikit orang yang dihadapkan dengan vonis itu dari dokter… dan jangan sampai kita dihadapkan dengan pilihan itu…, 

maka, mulai sekarang ubahlah pertanyaan itu menjadi… terima kasih karena besok saya mati… karena intinya kita benar-benar telah dan akan menikmati waktu yang telah dan akan kita lewati, bahwa hidup ini tak perlu disesali, bahwa hidup itu tak perlu diratapi, bahwa kita telah memilih untuk dikenang dalam hal kebaikan, bukan hanya sebatas pilihan tapi nyata dalam perbuatan… :) 

Jika besok mati… untungnya semua hal di dunia ini tidak ada kepastiannya… :).
Alangkah baiknya jika dalam ketidak pastian ini, waktu sedetikpun kita buat berharga, baik untuk diri kita sendiri, untuk orang-orang yang kita cintai, untuk masyarakat, untuk lingkungan… 

Jangan pernah mengejar sesuatu yang tidak pasti…. 
Kepastian itu adalah bahwa kita akan mati… 
Kepastian itu dalah bahwa kita hidup untuk saat ini…. 
dan kepastian itu adalah bahwa ketika kita menghormati waktu dan kematian itu sendiri, dia akan datang dengan senyumnya yang paling manis… sehingga kita akan dengan senyum dan tangan terbuka menyambutnya dengan sukacita untuk dilahirkan kembali dalam kehidupan baru… karena melalui dialah kita akan sampai kepada yang mengutus dan menciptakan kita di dunia ini… 

Hidup pastilah mati… itulah kepastian… 
Bolehlah kita mengejar sesuatu yang tidak pasti… tapi jangan lupakan sesuatu yang pasti… 
Hidup adalah kepastian dalam ketidakpastian… jangan terjebak didalamnya (ketidakpastian)…


" Pasrah dan Prihatin " Dalam Pandangan Sikap Hidup Orang Jawa

Tidak ada komentar


Orang yang prihatin bukan berarti selalu bersedih-sedih,
tidak menikmati hidup, senantiasa berpuasa, bersemedi, tetapi prihatin berarti bersikap, berpikir dan bertindak dengan penuh kesederhanaan, sesuai dengan kemampuan & kompetensi masing-masing.

Sikap hidup orang Jawa yang diwarisi dari leluhurnya terjelma didalam lelaku dan usahanya untuk mencapai keselamatan dan kesejahteraan hidup. Sikap hidup yang demikian itu tampak dan diwujudkan sebagai sikap ‘prihatin’, yang intinya sikap hidup yang sederhana tidak berfoya-foya menghamburkan waktu & uang atau melampiaskan hawa nafsu untuk mendapatkan kenikmatan semu yang sementara saja.

Ajaran keprihatinan mengandung unsur kesederhanaan yang senantiasa terjelma dalam tatanan kehidupan tradisi, budaya dan spiritual kejawen. Dengan prinsip keprihatinan dan kesederhanaan tersebut setiap orang pasti akan dapat mencapai sesuatu yang maksimal sesuai dengan tolok ukur dan kemampuan masing-masing pribadi, tidak dengan tolok ukur orang lain terutama untuk sesuatu yang sifatnya berlebihan dibandingkan dengan kemampuan pribadinya. Sikap laku prihatin diatas sejalan dengan sikap yang selalu bersyukur dan ikhlas menerima setiap karunia Illahi.

Ajaran tentang lelaku dan ngelmu kejawen juga menunjukkan konsep kesederhanaan dalam berpikir dan berbuat, intinya sebaiknya kita tidak memimpikan menggapai bintang dilangit, tetapi hendaknya meraih saja apa yang mampu kita raih, yaitu belajar ngelmu yang bermanfaat dan mampu menjadi bekal hidup dan sarana untuk mencapai keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan alam kelanggenggan nantinya.

Berserah diri hakekatnya sama dengan “tapa ngeli” menghayutkan diri pada “aliran sungai” kehendak Hyang Widhi (kareping rahsa) yang akan menjamin kita sampai pada muara keberuntungan memasuki samodra anugrah Tuhan. Tapi orang kadang tanpa sadar telah salah pilih, menghanyutkan diri pada “air bah” (rahsaning karep/keinginan jasad) sehingga arahnya berbalik  meninggalkan samodra anugrah Tuhan menuju ke daratan, menyapu dan merusak apa saja yang dilewatinya. Menerjang wewaler, merusak kedamaian dan ketentraman, tata krama, aturan, dan segala macam tatanan.

Pun, bagi yang dapat melakukan “tapa ngeli” tetap harus sambil berenang (eling dan waspadha) agar tidak tewas tenggelam.  Bukan berarti, kita menyerahkan 100 % kemauan (inisiatif) kita kepada Tuhan. Karena sikap ini sama saja membangun sikap fatalistis. Lantas menganggap nasib buruk, kegagalan, penderitaan, kesulitan yang menimpa dirinya sebagai takdir Tuhan. Secara tidak sadar sikap itu seperti halnya mengkambinghitamkan Tuhan dan menafikkan tugas ihtiar manusia.

Berserah diri 100 % artinya kita tetap memiliki inisiatif untuk berjuang dan berusaha, hanya saja harus menempuh cara-cara atau prosedur yang mentatati rumus-rumus (kodrat) Tuhan. Sebab letak kodrat ada di dalam prosedur dan cara-caranya, bukan pada garis nasib. Merubah nasib itu menjadi tanggungjawab kita sendiri. Hanya saja tata cara dan rumus-rumus merubah nasib, sudah disediakan Tuhan.

Bila kita menggunakan rumus Tuhan, pastilah akan menuai sukses besar. Sebaliknya akan menuai kerusakan diri sendiri, orang lain, dan bumi. Manusia jenis inilah yang menjadi seteru Tuhan.
Proses tetap menjadi tugas utama manusia. Kegagalan bisa jadi karena manusia tidak mentaati rumus Tuhan. Atau Tuhan sengaja menggagalkan upaya manusia sebab Tuhan maha mengetahui dan selalu menentukan yang terbaik untuk manusia.

Hidup ibarat seni, perlu manajemen seni untuk menjalankan irama kehidupan sehari-hari sesuai kehedak Tuhan. Kejadian yang sama belum tentu memiliki makna dan hikmah yang samapula. Itulah sulitnya menerjemahkan kehendak Tuhan, krn Tuhan “bekerja” dengan cara  yang misterius. Akan tetapi Tuhan Maha Adil, telah memberikan instrumen dalam jati diri kita berupa rahsa sejati dan guru sejati, sebagai alat paling canggih yang dapat menangkap bahasa isyarat dan kehendak Tuhan.  Sayangnya masih banyak orang yang belum mengenali instrumen dalam diri pribadi setiap manusia tersebut.

Kodrat meliputi rumus-rumus ilmu Tuhan yang Mahaluas tak terbatas.  Discovery, penemuan ilmiah bidang sains, teknologi dan knowledge, teori-teori filsafat, sosial ekonomi, politik, psikologi, kedokteran merupakan bukti nyata kesuksesan manusia dalam mengejawantah rumus-rumus (kodrat) dan kehendak Tuhan. Bahkan banyak di antara tokoh penemu sains dan teknologi, temuan mereka berkat diawali oleh sebuah ilham atau wisik gaib.

Kadang dengan didahului oleh kejadian unik yang menjadi jalan penunjuk ke arh penemuan baru. Dalam bahasa yang lebih ilmiah disebut sebagai talenta atau bakat alami. Seorang ilmuwan penemu, tidak akan tergantung apa sukunya, bangsanya, bahkan agamanya. Inilah salah satu bukti jika Tuhan itu tidak primordial, anti sektarian dan puritan. Tapi mengapa ya manusia sering kebangeten dengan berulah dan bertabiat kontraversi dengan “sikap” Tuhan tersebut ?

Sebagai bangsa yang agamis, harus berani jujur mengakui, telah kalah langkah dari orang-orang dan bangsa yang justru sering dianggap sekuler dan kafir yang kenyataannya mampu membuktikan diri berhasil menangkap rumus-rumus (kodrat) Tuhan. Hal ini terjadi mungkin karena orang sibuk bertengkar gara-gara perbedaan nilai-nilai pada tataran “kulit”, sekedar “baju” . Sehingga hidupnya selalu dirundung rasa curiga mencurigai sesama (su’udhon).

Manakah yang lebih religius ? Mana pula yang sekedar agamis ? Jika kita tetap negatif thinking dan menutup mata, jangan menyalahkan siapa-siapa bila selamanya ketinggalan dalam segala hal dan jatuh dalam keterpurukan. Padahal, kenyataannya orang yang dapat meraih kemajuan dan kemuliaan hidup, adalah orang yang selalu berpikiran positif. Sebaliknya, tiada bosan-bosannya mengkritik diri sendiri.

Kisah Lelaki Jomblo Yang Sudah Siapkan Puluhan Juta Rupiah Untuk Menikah

Tidak ada komentar

Meski belum memiliki calon pendamping, sudah setahun belakangan ini Reza (bukan nama sebenarnya) rajin menyisihkan sebagian dari pendapatannya untuk ditabung. Dana yang dikhususkannya ini memang rencananya akan digunakan untuk persiapan menikah. Alasannya, ia lebih suka mempersiapkan segala sesuatu lebih awal dan mempunyai pegangan finansial yang tetap.

Tidak tanggung-tanggung, jumlah tabungannya saat ini mencapai kisaran angka Rp 40 juta. Namun ia mengaku, tidak semua uang di tabungannya akan digunakan seluruhnya untuk pesta pernikahan.

Ia berpikir biaya pernikahan nantinya akan ditanggung oleh kedua belah pihak. Oleh karena itu ia lebih mempersiapkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya setelah menikah. "Ya nggak dipakai semua uangnya, mungkin nanti bisa dipakai untuk sewa apartemen atau uang muka beli rumah," papar Reza .

Lebih lanjut pria yang bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang logistik ini mengaku, dalam menabung, ia tidak memastikan berapa jumlah yang harus ditabung. "Persentasenya nggak tetap sih. Biasanya saya nyisihin Rp 2 sampai Rp 3 juta dari pendapatan. Kalau ada uang lembur atau bonus pun saya tabung juga," jelasnya lagi.

Orangtua Reza pun sudah mengetahui perihal dana tabungan menikah yang dimilikinya. Mereka hanya berharap agar anak pertamanya ini dapat menggunakan uang dengan bijak. Reza juga menambahkan, untungnya kedua orangtuanya tidak terlalu ikut campur dalam masalah finansial dan mempercayakan semua pengaturan uang kepadanya.

Ketika ditanya tentang kapan melangsungkan pernikahan, ia mengaku belum terlalu terburu-buru. Namun targetnya, di usia 26 ata 27 tahun ia sudah menemukan tambatan hati dan melangkah ke tahap yang lebih serius.

Untuk urusan menikah, pria 24 tahun ini lebih menginginkan resepsi yang sederhana dan bersifat tertutup dan digelar di ruangan hotel yang tidak terlalu besar. Undangan pun hanya sebatas keluarga dan teman-teman dekat. Namun lantaran budaya Indonesia yang identik dengan pesta pernikahan besar, pria berdarah Palembang dan Jawa ini masih harus meyakinan keluarganya akan keinginannya tersebut.

Menanggapi kisah Reza, perencana keuangan Farah Dini Novita mengatakan bahwa menyiapkan dana pernikahan walaupun belum memiliki calon pendamping adalah hal yang wajar. Justru memang sebaiknya patut dilakukan. Terlebih lagi dengan terjadinya inflasi setiap tahunnya, membuat biaya-biaya pernikahan semakin mahal.

"Dengan adanya tabungan, kita nggak perlu pusing-pusing mikirin biayanya, apalagi sampai berutang," tuturnya.

Wanita yang akrab disapa Dini ini juga menambahkan, idealnya, dana minimal yang disisihkan untuk tabungan 10% hingga 15% dari jumlah pendapatan. Sebagai contoh, apabila pendapatan Anda per bulannya Rp 5 juta, maka perkiraan dana yang disisihkan untuk ditabung berkisar antara Rp 500 ribu hingga Rp 750 ribu setiap bulannya.

"Tapi sebaiknya disesuaikan juga dengan kondisi dan kebutuhan. Kalau bisa nabung segitu ya nggak masalah, kalau nggak bisa ya nggak usah dipaksa," pungkasnya.
Don't Miss
© all rights reserved 2023
Created by Mas Binde