jangankan ‘tuk membasahi bumi
setetes hujanpun tak mau luruh
mengering sudah bunga melati
yang perlahan turun dan jatuh
sepanjang jalan yang kita arungi
tinggalkan bekas noda tapak kaki
mengenang kisah di tanah subur
yang telah sekian lama tergusur
butiran airmata mengalir di pipi
pertanda duka yang tengah melanda
hati yang tersungkur di dalam sepi
menunggu asa yang tak segera tiba
kau semestinya menjadi permaisuri
yang bertahta di singgasana istana
kau seharusnya menjadi bidadari
menemaniku lantunkan nada irama
meski lengkung bibir melukis senyum
tapi kutahu bahwa hatimu sedang lara
walau seribu kembang menebar harum
namun tertoreh luka di relung jiwa
aku terkurung di ruang penyesalan
tenggelam di dasar lautan tangis
mengapa aku tak bisa memetik bulan
terbujur kaku di bawah rinai gerimis
sejuta mimpi yang melintas saat remaja
kini telah hilang terbawa angin senja
anak-anak angsa merintih di halaman
meratap cerita sedih dalam dekapan
mengapa waktu tak memberi kesempatan
hanya sekadar ingin membuatmu tertawa
mengapa langit tak hendak turunkan hujan
sementara bumi telah lama menunggu masa
aku hanya bisa menanti seberkas sinar
yang kini bersembunyi di balik pagar
lirih terucap do’a dari lubuk sanubari
berharap agar cahaya kasih tetap abadi
harus kuakui bahwa engkaulah satu-satunya
yang setia menemaniku dalam suka dan duka
hatimu teguh menahan cobaan yang datang
takkan runtuh meski diterjang gelombang
duhai kekasih belahan jiwa
maafkan aku yang tak bisa
membuatmu bahagia..
oooOdoniOooo
Tidak ada komentar
Posting Komentar