UMAT Islam merupakan komponen terbesar di negeri ini. Maka, gejolak apapun yang terjadi dalam umat Islam dipastikan akan mempengaruhi stabilitas negara. KH. Hasyim Asy’ari pernah mengatakan: “Dalam persatuan Indonesia perlu memperhatikan Islam”. Islam tercerai-berai, maka negara terancam pecah.
Untungnya Indonesia, Islam memiliki doktrin untuk bersatu sesama Muslim. Bahkan, persatuan antar umat Islam memiliki perhatian khusus. Perintah untuk menjaga persatuan dan kesatuan disebut dalam al-Qur’an:
وَاعۡتَصِمُوۡا بِحَبۡلِ اللّٰهِ جَمِيۡعًا وَّلَا تَفَرَّقُوۡا ۖ
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.” (QS: Ali Imran : 103).
Persatuan dan kesatuan dalam Islam memiliki perhatian yang sangat dalam akan hakikat dan tata cara untuk menjaganya. Karena fakta telah membuktikan, tidak adanya persatuan dalam umat ini, kehancuran akan terjadi dimana-mana dan kebencian antar satu suku dengan yang lain rentan terjadi.
Islam memerintahkan kita untuk tidak hanya bermasyarakat dan bersosial dengan komunitas sukunya sendiri. Yang suku Madura juga bermasyarakat dengan suku Sunda, begitupan yang suku Betawi bermasyarakat dengan suku Batak dan seterusnya.
Karena ketika kita hanya berkumpul, bermusyawarah atau yang sejenisnya dengan suku masing-masing, maka fanatisme kesukuan akan tumbuh dan melihat suku yang lain dengan mata sebelah bahkan bisa saja tumbuh kebencian terhadap suku yang lain.
Porsi untuk berhubungan dengan satu suku saja, harus diimbangi dengan berhubungan dengan suku yang lain. Seorang gtidak hanya mengasihi dan melebihkan anak didiknya yang satu suku dengannya, seorang pelajar tidak harus kumpul bareng, atau diskusi dengan satu suku saja.
Karena dengan kita berhubungan dengan suku yang lain, kita bisa belajar akan karakter sari suku yang lain, kita bisa belajar bagaimana seharusnya menghadapi seseorang yang memiliki karakter keras, tegas, santun, dll.
Kalau kita melirik sejarah, salah satu sebab hancurnya umat Islam karena adanya fanatisme kesukuan. Barat berhasil membangkitkan fanatisme golongan dalam diri setiap umat Islam, yang akhirnya menyebabkan lemahnya kekuatan dan persatuan dalam naungan Khilafah yang waktu itu dibawah Khilafah Turki Usmani.
Bukankah negara-negara Eropa menjajah Indonesia dengan cara politik pecah belah, kenapa harus politik pecah belah? Jawabannya tidak lain karena dengannya bangsa Indonesia mudah untuk ditaklukkan.
Filosofi sapu lidi, mungkin sangat representatif untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan. Sapu lidi tidak akan bisa digunakan untuk membersihkan sesuatu dengan mudah dan cepat jika hanya menggunakan satu sapu lidi, tapi jika dikumpulkan dari beberapa tangkai sapu lidi, maka akan mudah untuk membersihkan lantai, halaman, taman dll. Begitulah gambaran dari Persatuan Islam.
Nabi kita Sayyiduna Muhammad ﷺ telah memberikan contoh kepada kita tentang bagaimana caranya menghadapi perselisihan antar golongan, ketika beliau mendapatkan para sahabat saling berselisih, beliau tidak langsung memarahinya tapi mencari sebab dari perselisihan itu untuk bisa didamaikan antara keduanya.
Dikisahkan, suatu ketika selesai dari peperangan, Nabi Muhammad ﷺ membagikan harta rampasan perang kepada penduduk Makkah, dikarenaka mereka baru masuk Islam yang notabenenya iman mereka masih lemah,maka harta rampasan itu diberikan kepada mereka untuk menguatkan iman mereka dan untuk membuktikan bahwasanya Islam memiliki perhatian lebih kepada umatnya yang baru masuk Islam.
Akan tetapi, Kaum Anshor tidak senang dengan pembagian harta rampasan perang tersebut. Mereka mulai menuduh Nabi Muhammad ﷺ tidak adil.
Ketika kabar ini terdengar ke telinga Beliau, beliau langsung mendatangi kaum Anshor dan menanyakan akan kebenaran kabar ini, dan mereka mengiakannya. Rasulullah tidak marah mendengarnya, akan tetapi Beliau menasehati mereka dan mengatakan kepada mereka, “… tidakkah kalian mau, mereka pulang dengan harta rampasan itu, dan kalian pulang bersaman Rasulullah.“ Akhirnya kaun Ashor paham dan meminta maaf kepada Rasulullah atas kesalahan persepsi mereka.
Cerita diatas, memberikan kita pelajaran akan perhatian Rasulullah terhadap persatuan dan kesatuan para sahabat. Beliau tahu, jika terjadi perselisihan antara kaum muslimin menyebabkan lemahnya kekuatan mereka. Pada akhirnya musuh Islam akan mudah untuk menghancurkan umat Islam.
Indonesia bisa eksis karena kaum Muslimin bersatu padu menyokong negara ini. Karena itu, bila tidak ingin negara hancur, rawatlah persatuan Islam, jangan diprovokasi untuk berpecah-belah.*
Indonesia bisa eksis karena kaum Muslimin bersatu padu menyokong negara dan bangsa ini, bila tidak ingin negara hancur, rawatlah persatuan Islam, jangan dipecah-belah.
Penulis adalah santri INI Dalwa) Bangil-Pasuruan
Sumber : Hidayatullah