Responsive Ad Slot

WoW..., Demi Cinta, Pria Rela Berlutut Dan Tak Mau Lepas Dari Kaki Gebetannya

Tidak ada komentar

Kamis, 01 Juni 2023


Cinta kawula muda masa kini memang lebih ekstrim dan blak-blakan dibanding pasangan jaman dulu. Tak sedikit di antara mereka yang mau menunjukkan kemesraa di depan publik. Bahkan ada yang menyatakan cinta dengan sangat sensasional di depan umum. 
 
Salah satunya terjadi di depan toko komputer Quanta, China, pada beberapa waktu lalu. Seorang pria dengan seikat bunga, menghadapi seorang wanita.

 

Dilansir dari Stomp, foto ini suah tersebar secara viral di dunia maya karena pernyataan cinta yang nampak sangat dramatis itu.

Sementara itu, Shanghaiist menyampaikan bahwa sepertinya project menyatakan cinta ini tak berjalan baik. Pria itu memberikan sebuah buket bunga, namun sayangnya sang wanita melemparnya. Maka pria itu jatuh berlutut dan memeluk kakinya.

Yang membuat orang-orang tak habis pikir adalah bagaimana pria ini sepertinya menjatuhkan harga diri dengan memohon-mohon pada wanita itu. Begitu mengibanya sampai tak mau lepas dan ikut terseret saat wanita itu hendak pergi.


Fenomena kisah cinta tragis belakangan ini sangat marak di China. Tahun lalu, seorang pria ditampari kekasihnya di depan umum karena selingkuh. Sementara itu, beberapa waktu lalu foto para wanita yang 'menggunakan' pacarnya sebagai kursi juga sempat menjadi tren.

Mengingat saat ini adalah jamannya generasi online, hal seperti ini dengan cepat menjadi sensasi di internet. Netizen agak menyayangkan sikap pria tersebut yang terkesan berlebihan dalam menyatakan cintanya. Bagaimana menurut pendapat Anda, Ladies? 

Akibat Pergaulan Bebas, Ratusan Murid SD dan SMP di Blitar Ajukan Pernikahan Dini

Tidak ada komentar

Pergaulan Bebas
Pernikahan dini yang sebabkan oleh faktor seks bebas yang berujung kehamilan di luar nikah kembali menjadi sorotan. Yang terbaru adalah yang yang terjadi di Blitar, Jawa Timur.

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kabupaten Blitar menyebutkan selama periode Januari hingga Mei 2023 ini ada 108 anak yang mengajukan dispensasi kawin. Dari ratusan anak tersebut mayoritas masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Selama periode Januari hingga Mei 2023 ini total ada sebanyak 66 murid SMP di Kabupaten Blitar yang mengajukan dispensasi kawin. Sementara untuk tingkatkan SD ada sebanyak 40 murid yang juga mengajukan permohonan pernikahan dini.

“Merried by accident (menikah karena kecelakaan berupa kehamilan) itu jadi pertimbangan kami apa lagi sudah usia 17 tahun,” kata Iin Indira, Kepala UPT PPA Data Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kabupaten Blitar, Ahad (28/05/23), mengutip beritajatim.com.

Kurangnya pengawasan orang tua membuat pergaulan anak di Kabupaten Blitar kiam bebas. Media sosial juga menjadi peranan utama yang mendorong anak terjerumus dalam pergaulan bebas yang berujung pada kehamilan di luar nikah.

Kondisi ini pun menjadi pekerjaan rumah bagi orang tua, sekolah hingga Pemerintah Kabupaten Blitar. Pembekalan pendidikan agama dan pengawasan penggunaan media sosial dirasa bisa menjadi kunci bagi pengendalian pergaulan bebas anak untuk mencegah terjadinya pernikahan dini.

“Itu metode untuk mengalihkan, artinya biar pikiran anak tidak kosong utamanya dengan memperbanyak kegiatan agama atau religi,” imbuh Iin.

Menilik data DP3APPKB Kabupaten Blitar mengenai dispensasi kawin, tidak semua diterima oleh petugas. Dari jumlah 66 murid SMP yang mengajukan dispensasi kawin sebanyak 23 pengajuannya ditolak.

Sementara untuk tingkatkan SD sebanyak 14 pengajuan dispensasi ditolak dan 26 pasangan lainnya diizinkan untuk melangsungkan pernikahan di usia dini.

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kabupaten Blitar sebetulnya merasa berat mengeluarkan izin pernikahan dini. Namun apa daya, kondisi anak yang telah hamil di luar nikah menjadi pertimbangan serius untuk mengeluarkan izin pernikahan.

Selain kondisi anak, izin dispensasi nikah itu dikeluarkan lantaran orang tua dari dua belah pihak menyanggupi untuk mengawal dan mengawasi jalannya bahtera rumah tangga putra-putrinya.

“Mereka memang belum cukup atau belum mampu dari kaca mata kami ya. Calon suaminya juga belum punya pekerjaan,” kata perempuan ramah itu

Berbanding terbalik dengan SD dan SMP, pelajar SMA di Kabupaten Blitar justru menjadi yang paling sedikit mengajukan dispensasi kawin. Total mulai awal tahun hingga sekarang hanya ada 2 murid SMA yang mengajukan dispensasi kawin.

Secara keseluruhan ada 3-5 anak di Kabupaten Blitar yang mengajukan dispensasi kawin. Usia pelajar yang mengajukan izin menikah dini ini pun mulai dari 12-17 tahun. 

Hampir semua anak yang mengajukan pernikahan dini ini pun belum memiliki pekerjaan. Secara emosional pasangan anak yang akan dinikahkan ini juga belum matang.

“Rekomendasi dispensasi nikah ini akan diserahkan ke Pengadilan Agama, PA lah yang nantinya menentukan apakah dispensasi kawin ini diterima atau ditolak,” tandasnya.*

Pelajar Terindikasi LGBT di Pekanbaru Dapat Dana dari Luar Negeri untuk Kampanye

Tidak ada komentar


Sejumlah pelajar di dua sekolah menengah atas di kota Pekanbaru terindikasi terpapar LGBT dan mendapat bantuan dana dari luar negeri untuk kampanye perilaku menyimpang itu.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Pengaduan Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Riau, Hendri.

“Itu (dana, red) bukan ratusan juta namun miliaran dalam setahun. Kampanye secara tidak langsung,” ujarnya lansir Riau Online pada Selasa (30/05/2023).

Menurutnya para pelaku LGBT adalah korban yang ditanamkan perilaku menyimpang sejak dini. Lebih lanjut, Hendir mengungkapkan bahwa para siswa yang terindikasi LGBT bahkan memiliki komunitas dan membuat grup WhatsApp dengan anggota mencapai ratusan yang didominasi laki-laki.

“Dari ratusan yang tergabung dalam grup LGBT itu didominasi laki-laki. Untuk yang perempuan ada tapi hanya coba-coba. Ada juga yang ACDC atau mereka bisa jadi laki-laki atau perempuan,” ujarnya.

Komunitas siswa terindikasi LGBT tersebut dikendalikan dari Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri). “Posisi gengnya tidak di sini. Namun, di Batam. Diancam akan dibuka aibnya dan disebar videonya. Datanya ada sama mereka,” lanjut Hendri.

Terakhir, dirinya mengimbau para kepala sekolah untuk responsif terhadap perubahan perilaku para siswa karena peran sekolah sangat dibutuhkan mengingat siswa lebih banyak berada di sekolah.*

LGBT Merambah Pelajar Kota Pekanbaru, Bahkan Ada Komunitas dan Grup untuk Siswa

Tidak ada komentar

Komunitas LGBT




Kepala Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Riau Sakinah mengatakan, sejumlah siswa di dua sekolah tingkat SMA/SMK di Kota Pekanbaru terindikasi LGBT. Yang cukup mengagetkan, mereka bahkan telah membuat komunitas atau grup untuk siswa yang terindikasi LGBT.

“LGBT merambah ke siswa. Tidak hanya SMP dan SMA, ada juga yang SD. Ini tidak hanya menjadi tugas guru namun juga orangtua. Yang jelas ada dua sekolah tingkat SMA/SMK di Pekanbaru yang terindikasi,” ucap Riau Sakinah, Senin, 29 Mei 2023, sebagaimana dikutip laman Riauonline.

Sakinah menjelaskan siswa yang terindikasi LGBT kemungkinan disebabkan pergaulan baik di sekolah maupun di luar. Ia pun berharap orangtua dapat mengawasi pergaulan anak-anaknya.

“Ketika mereka sudah sampai di sekolah otomatis perilaku itu akan terbawa. Dan mereka bahkan sudah ada komunitas,” imbuh Kasi Tindak Lanjut, Iin Rafida.

Menurut Sakinah, orangtua seringkali tidak menyadari anaknya terindikasi LGBT. Namun, perilaku LGBT dari siswa sering ditemui para guru. 

Sakinah mengimbau pihak sekolah untuk membuat laporan ke PPA Riau jika menemukan siswa yang terindikasi LGBT. Menurutnya, perilaku siswa LGBT dapat terdeteksi jika sekolah melakukan razia, seperti kosmetik dan hp.

“Ketika hp nya dikumpulkan dan diminta password di sanalah ketahuan ada grup LGBT. Sudah ada ratusan orang yang tergabung dalam grup itu dalam sekolah yang sama,” urainya.

Sementara saat ini, kata Sakinah, pihaknya hanya menerima laporan kasus tersebut dari Pekanbaru. Ia berharap ke depan ada posko pengaduan di kabupaten/kota agar kasus serupa bisa terdeteksi dan segera ditindaklanjuti.

PPA Riau telah melakukan sosialisasi terhadap sekolah yang di dalamnya terdapat indikasi kekerasan, LGBT, dan lain sebagainya. Sayangnya, kebanyakan orangtua siswa terindikasi LGBT menolak memenuhi panggilan dari pihaknya.

“Kita sudah pernah rapat dengan dinas pendidikan. Namun, belum duduk bersama dengan pendidikan kota, agar masalah ini selesai,” ucapnya.

Sementara Kasi Pengaduan PPA Riau, Hendri, menilai siswa yang terindikasi LGBT memiliki keinginan untuk berperilaku normal. Namun, tidak jarang mereka takut karena adanya ancaman dari grup atau komunitas yang mereka ikuti.

“Posisi gengnya tidak di sini. Namun, di Batam. Diancam akan dibuka aibnya dan disebar videonya. Datanya ada sama mereka,” terangnya.*

Warga Muslim Hui Ditangkap Polisi China Karena Tolak Penghancuran Masjid

Tidak ada komentar


China mengerahkan ratusan polisi dan menangkap sejumlah warga Muslim setelah bentrokan terjadi dalam aksi demonstrasi menolak penghancuran Masjib, lapor TRT World (30/05/2023). 
Pada Sabtu pekan lalu, viral video yang memperlihatkan puluhan petugas bersenjatakan pentungan dan tameng anti huru hara memukul mundur massa di luar masjid yang melemparkan benda ke arah mereka.

“Mereka ingin melanjutkan penghancuran paksa, jadi masyarakat di sini pergi untuk menghentikan mereka,” kata seorang wanita setempat yang juga meminta untuk tidak disebutkan namanya kepada kantor berita AFP.

“Masjid adalah rumah bagi umat Islam seperti kami,” katanya. “Jika mereka mencoba merobohkannya, kami pasti tidak akan membiarkan mereka.”

“Bangunan hanyalah bangunan – tidak membahayakan orang atau masyarakat. Mengapa mereka harus menghancurkannya?”

Kota Nagu, provinsi Yunnan, baru-baru ini melanjutkan rencana untuk meruntuhkan empat menara dan atap kubah Masjid Najiaying, kata seorang warga pada Senin, meminta anonimitas.

Daerah itu adalah rumah bagi etnis Hui yang cukup besar, sebuah kelompok etnis mayoritas Muslim yang dilaporkan mendapat tekanan dalam kampanye China terhadap kaum minoritas.

Penyelidikan sedang dilakukan

Polisi juga telah melakukan sejumlah penangkapan yang tidak disebutkan atas insiden tersebut dan beberapa ratus petugas tetap berada di kota itu pada hari Senin, kata kedua saksi tersebut.

Orang-orang di daerah sekitar masjid telah terdampak dengan pemadaman internet dan masalah konektivitas lainnya sejak bentrokan, tambah mereka.

Sebuah pemberitahuan yang dikeluarkan pada hari Ahad oleh pemerintah Tonghai – yang mengelola Nagu – mengatakan telah membuka penyelidikan atas “kasus yang sangat mengganggu pengendalian dan ketertiban sosial”.

Pemberitahuan tersebut memerintahkan mereka yang terlibat untuk “segera menghentikan semua tindakan ilegal dan kriminal”, bersumpah untuk “menghukum berat” siapa pun yang menolak untuk menyerahkan diri.

Mereka yang secara sukarela menyerah sebelum 6 Juni akan diperlakukan dengan keringanan, tambah pemberitahuan itu.

Tindakan keras yang lebih luas

China telah berusaha untuk mengontrol agama dengan lebih ketat sejak Presiden Xi Jinping berkuasa satu dekade lalu, dan dalam tindakan kerasnya terhadap Muslim, Beijing mengklaim sedang bekerja untuk memerangi terorisme dan pemikiran ekstremis.

Menurut sensus China tahun 2020, diperkirakan terdapat 11,4 juta etnis minoritas Hui di China dan mayoritas dari mereka adalah Muslim. Mereka adalah blok etnis terbesar keempat di China setelah Han China dengan lebih dari 1,3 miliar, Zhuang sekitar 20 juta dan Uighur sekitar 12 juta.

Diperkirakan satu juta warga Uighur, Hui, dan minoritas Muslim lainnya telah ditahan di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang barat sejak 2017 di bawah kampanye pemerintah, kata kelompok hak asasi manusia.*

Tokoh Ulama Muda Muhammadiyah Adi Hidayat Mendapat Anugerah Doktor Honoris Causa

Tidak ada komentar


Ulama muda Muhammadiyah, Ustad Adi Hidayat (UAH) memperoleh anugerah gelar kehormatan akademik, Doktor Honoris Causa (HC) Manajemen Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) pada hari Selasa (30/5/2023).


Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah tersebut menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul “Manajemen Pendidikan Islam Berbasis Al-Quran dan Sunnah, serta Implementasinya Menuju Pendidikan Berkemajuan”.


Menurut UAH, pendidikan Islam berbasis Al-Quran dan Sunnah merupakan satu-satunya alternatif bagi kaum muslimin untuk mewujudkan tujuan Islam beserta penunaian tugas manusia di muka bumi sebagai wakil Allah (khalifatu fil ardh). Karenanya, diperlukan manajemen tarbiyah yang sahih.


UAH lalu menyebut bahwa sepanjang sejarah para nabi sejak Adam As hingga Muhammad ï·º, nilai-nilai Islami telah diinternalisasi ke dalam diri mereka untuk membimbing umatnya menciptakan kehidupan dunia yang ideal dan damai.


Setelah Nabi terakhir, Rasulullah ï·º wafat, nilai-nilai utama itu telah disisipkan di dalam Al-Quran sebagai pedoman. Para ulama di berbagai periode berikutnya, lantas mengkodifikasikan nilai-nilai Al-Quran dan Sunnah sebagai pedoman utama menjawab problematika kehidupan sekaligus menuntun pada peradaban utama yang tinggi.


Dari Al-Quran, para ulama mampu menyusun jawaban atas persoalan pendidikan, tata niaga, pengembangan IPTEK, tata negara, hukum pidana, hukum acara, hingga strategi militer yang semuanya terekam dalam sejarah kegemilangan peradaban Islam di berbagai belahan dunia.


Di masanya, Nabi Muhammad tidak sekadar mengajarkan Al-Quran sebagai bacaan, melainkan juga mengajarkan makna dan implementasinya yang saling terkoneksi dengan aktivitasnya di muka bumi.


Kesuksesan manajemen pendidikan Islam ini, kata dia tersirat dari kesuksesan Nabi Muhammad ï·º membentuk 40 orang generasi awal Islam di Makkah yang kemudian berkembang menjadi 12.000 kaum muslimin di Yatsrib dan mengubah masyarakat Arab dari Jahiliah menjadi beradab.


Dalam waktu 23 tahun, Nabi juga berhasil melahirkan 38 panglima. Termasuk melahirkan pemimpin, birokrat, ulama, dan 5 saudagar terkaya yang tiga di antaranya memiliki kekayaan luar biasa jika dikonversi dengan mata uang saat ini (Ustman bin Affan 850 Juta USD, Zubair bin Awwam 1 M USD, dan Abdurrahman bin Auf yang memiliki kekayaan 3.2 M USD atau setara dengan Rp. 72.000 Triliun).


Kurikulum dan manajemen pendidikan Islam ini kata UAH berlaku di setiap zaman. Di bawa kemanapun, model pendidikan seperti ini kata dia selalu melahirkan peradaban. Termasuk salah satu contohnya adalah Muhammadiyah.



“Kiai Ahmad Dahlan pun hanya mengeluarkan satu surah dalam Al-Quran, yaitu Surat Al-Ma’un yang dengan value surah-surah itu dan paham sunnah-sunnah nabinya, itulah yang mengeluarkan kemuliaan-kemuliaan Amal Usaha Muhammadiyah yang berwujud PKU, panti-panti yatim, pusat-pusat pendidikan, dan dari 1 ayat Ali Imran ayat 3, lahirlah Persyarikatan Muhammadiyah yang abadi melewati satu abad sampai masa kini,” terangnya.


Inspirasi dari Al-Quran inilah yang menurut UAH patut diimplementasikan lewat manajemen yang tepat. Sebelum menyampaikan hal ini, UAH telah memberikan contoh lewat kesuksesan beragam lembaga pendidikan yang telah dia rintis.


“Dan kalau kita rumuskan ayat-ayat inilah yang bisa jadi value, melahirkan negara-negara maju dan mencerahkan, mendapatkan ridha Allah Swt,” pungkasnya dikutip laman Muhammadiyah.


Beberapa tokoh memberikan ucapan atas anugerah ini. Di antaranya Ketua PP Muhammadiyah Dr Haedar Nasir. “Selamat dan sukses guru kami Ustadz Adi Hidayat yg dianugerahi gelar doktor kehormatan (Honoris Causa) dalam bidang Manajemen Pendidikan Islam dari sekolah Pascasarjana UMJ,” ujar Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkfili Hasan melalui akun twitternya.


“UAH memang konsisten berdakwah dan mencerdaskan ummat melalui pendidikan Islam berbasis Al-Quran & Sunnah, “ tulis  Menteri Perdagangan itu di akun @ZUL_Hasan.*

Islam, Sains, dan Perempuan

Tidak ada komentar


Islam menegaskan bahwa kedudukan laki-laki dan perempuan sederajat: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (al-Quran, surah al-Hujurat (49): 13.

Akan tetapi, dalam sejarah ummat manusia, perempuan seringkali dikonstruksikan dalam posisi marginal: tidak memiliki akses yang memadai ke ruang publik, termasuk akses terhadap penguasaan sains yang menjadi capital yang dibutuhkan dalam arena sosial yang lebih luas.

Kini, konstruksi tersebut sudah semakin terkikis dengan terbukanya akses perempuan terhadap pendidikan tinggi. Meskipun demikian, marginalisasi perempuan tetap masih sangat terasa dalam penguasaan sains. Oleh karena itu, perjuangan perempuan masih cukup panjang agar memiliki akses yang setara terhadap sains, serta berbagai bidang lainnya.
































DAFTAR PUSTAKA

1. Deming, David (2010). Science and Technology in World History: Early Christianity, the Rise of Islam and the              Middle Ages. Volume 2. North Carolina and London: McFarland & Company, Inc.

2. Iqbal, Muzaffar (2007). Science and Islam: Greenwood Guides to Science and Religion. Connecticut and                      London: Greenwood Press

3. McGinnis, Jon and David C. Reisman (2004). Interpreting Avicenna: Science and Philosophy in Medieval Islam.          Proceedings of the Second Conference of the Avicenna Study Group. Boston and Leiden: Brill

4. Sardar, Ziauddin and Ehsan Masood (2006). How Do You Know?: Reading Ziauddin Sardar on Islam, Science              and Cultural Relations. Pluto Press

5. Huff, Toby E. (2003) The Rise of Early Modern Science: Islam, China, and the West. Cambridge University Press


Marginalisasi Agama dalam Civil Society

Tidak ada komentar


KETIKA krisis sosial melanda Indonesia, civil society menjadi tema perbincangan yang banyak diminati berbagai kalangan, dari akademisi, agamawan dan negarawan. Nurcholis Madjid, AS Hikam, Akbar Tanjung, BJ Habibie adalah diantara sekian tokoh yang pernah membincangkan teori civil society.

Diskursus ini menjadi semarak terutama setelah jatuhnya Presiden Soeharto pada Mei 1998. Meski laris, tidak banyak yang tahu akar dan konsep civil society yang sebenarnya.

Masyarakat sipil adalah terjemahan dari istilah Inggris ’civil society’ yang mengambil dari bahasa Latin ’civilas societas’. Konsep civil society ini lahir pada abad ke-17 sezaman dengan lahirnya Liberalisme politik dan agama di Eropa.

Oleh karena itu, civil society ini tidak bisa  terlepas dari pergolakan ideologi Barat pada era renaissance (zaman pencerahan Eropa) – yang menggagas kebebasan berideologi.

Adam Ferguson, sosiolog abad pertengahan, menggagas sebuah konsep civil society – yang diharapkan menjadi impian masyarakat Barat. Gagasan ini, waktu itu dihadap-hadapkan dengan ide konsep masyarakat model Marxisme yang dianggap gagal.

Ide Ferguson ini kemudian dipopulerkan dan dikembangkan oleh John Lock dan J J. Reusseu. Ide civil society tumbuh dan berkembang pada era renaissance ketika timbul gerakan melepaskan diri dari dominasi agamawan dan para raja yang berkuasa atas dasar legitimasi agama.

Abad pencerahan adalah kebangkitan Eropa, liberalisme dan sekulerisme menjadi isme yang menentukan masa depan Barat.

Liberalisme dan sekularisme menuntut suatu masyarakat yang toleran, mengakui kemajemukan budaya dan bebas menjalankan kehidupan tanpa kekangan gereja yang otoriter.

Seiring meletusnya Revolusi Prancis pada tahun 1789 tumbuh sistem pemerintahan demokratik dan ekonomi kapitalistik – menggantikan sistem monarki yang didominasi agamawan dan gereja – lahirlah ide masyarakat demokratis, bebas, pluralistik, dan toleran.

Sistem sosial ini dikenal dengan civil society. Tokoh-tokohnya antara lain Adam Seligman, Tocquiville, Thomas Paine, Adam Ferguson, John Locke, dan J J. Rousseau.  Dapat disimpulkan, konsep civil society tidak dapat dilepaskan dari kesatuan organiknya dengan konsep-konsep Barat lainnya, seperti demokrasi, liberalisme, kapitalisme, rasionalisme, sekularisme dan individualisme.

Di Indonesia, istilah civil society oleh Nurcholis Madjid dipadankan dengan istilah masyarakat madani. Meskipun mirip, namun keduanya secara prinsipil memiliki perbedaan.

Civil society berakar dari Barat sedangkan masyarakat madani adalah hasil pemikiran yang  mengaca pada piagam madinah, yang dibangun di atas prinsip-prinsip Islam. Civil society dibentuk dengan ideologi demokratis.

Meski menggunakan istilah masyarakat madani, Cak Nur rupanya secara konsepsi meniru civil society yang lahir di Barat. Sehingga, masyarakat madani yang dimaksud Nurcholis sebenarnya adalah civil society itu sendiri.

Menurut Nurcholis Madjid masyarakat madani sebagai masyarakat yang berkeadaban memiliki ciri-ciri, antara lain egalitarianisme, menghargai prestasi, keterbukaan, penegakan hukum dan keadilan, toleransi dan pluralisme, serta musyawarah.

Nilai-niali pluralisme ditegakkan dalam konsep masyarakat sipil, dan tentunya truth claim agama mesti diennyahkan karena dianggap akan menghalangi tegaknya demokratisasi dan toleransi beragama. Dengan demikian Cak Nur merekonstruksi konsep masyarakat madani, yang bersenyawa konsep civil society.

Untuk membangun masyarakat sipil tersebut, Syamsul Arifin dalam bukunya Merambah Jalan Baru dalam Beragama menukil pendapat Chandoke bahwa ada empat kriteria yang harus dipenuhi;  Pertama, nilai-nilai masyarakat madani, kedua, institusi masyarakat madani, ketiga, perlindungan terhadap masyarakat, keempat, warga masyarakat madani.

Akan tetapi, Syamsul menaruh perhatian yang lebih pada poin pertama sebagai faktor terpenting untuk membangun civil society.

Nilai-nilai masyarakat madani yang dimaksud adalah etika pluralisme. Dengan etika pluralisme pengakuan terhadap kemajemukan terbentuk dan terpola dalam masyarakat.

Menurut Nurcholis,  kesadaran tersebut bukan sekedar pengakuan yang bersifat pasif terhadap kemajemukan, akan tetapi juga pengakuan secara kreatif dengan menyesuaikan diri dengan kehidupan yang demokratis dan pluralis.

Dari sini tampak sekali, konsep masyarakat sipil yang akan dibangun adalah mengandung nilai-nilai pluralisme dan sekulerisme. Jika itu yang dikehendaki, maka agama bukan lagi memiliki otoritas penuh.

Sebaliknya, niliai-nilai religius disesuaikan dengan kesepakan sosial dan kondisi kemajemukan masyarakat. Itulah sebabnya barangkali aktivis JIL seperti Zuhari Misrawi yang menulis buku Al-Qur’an Kitab Toleransi dan Moqsith Gozali dengan bukunya Argumen Pluralisme Agama, mendekonstruksi ayat-ayat al-Qur’an dalam rangka membentuk masyarakat sipil  dengan nafas pluralisme.

Agama, bagi Islam Liberal akan tetapi ditafsir ulang dan didistorsi agar sesuai dengan etika pluralisme atau nilai-nilai agama diletakkan dalam ruang privat yang sempit.

Sebab, jika agama diberikan otoritas penuh dengan kecenderungan tafsir literal, maka bagi mereka, agama menjadi bencana – seperti yang pernah dikatakan Charles Kimballs dalam buku Is Religion Killing Us? : “Agama telah menampilkan gambaran perilaku destruktif”.

Pandangan-pandangan Kimballs tersebut sepertinya telah masuk inspirasi para pengusung Islam Liberal. Hal itu misalnya dikatakan Sumanto Al-Qurtuby dalam buku Lubang Hitang Agama bahwa agama juga bisa menjadi inspirator lahirnya konflik sosial di masyarakat. “Agama melalui teks-teks keagamaan secara eksplisit menanamkan nilai-nilai eksklusifisme, fanatisme, keunggulan doktrin, truth claim dan semangan nasionalisme religius (misalnya dengan ajaran jihad). Sumanto dalam hal ini bersikap begitu curiga terhadap agama.

Kecurigaan terhadap agama atau skeptisisme sebagaimana dinyatakan Kimballs dan Sumanto hakikatnya adalah semangat yang dibangun dalam etika pluralisme agama. Salah satu nilai pluralisme adalah tidak ada pendapat yang benar atau semua pendapat adalah sama benarnya. Sederhananya, pandangan yang mencurigai kebenaran. Seseorang yang berteriak kebenaran (al-haq) patut dicurigai, sebab manusia adalah makhluk relatif, yang absolut hanyalah Tuhan. Maka, manusia tidak sepatutnya menjadi ‘wakil Tuhan’ untuk meneriakkan kebenaran.

Pandangan-pandangan seperti tersebut di atas, adalah ide-ide yang seirama dengan etika yang hendak dibangun oleh Nurcholis Madjid dalam konsep masyarakat sipil. Dengan relativis dan pluralis, masyarakat akan semakin mudah memahami dan menerima konsep civil society ala Cak Nur.

Kesimpulannya, untuk membangun masyarakat sipil atau civil society, ajaran agama yang tidak ‘mendukung etika toleransi’ mesti dimarginalkan atau ditafsir ulang sebagaimana dilakukan oleh Moqsith dan Misrawi dalam bukunya, agar sesuai dengan semangat ‘toleransi’ dan pluralisme dalam koridor negara yang demokratis.*

Nilai-niali pluralisme ditegakkan dalam konsep masyarakat sipil (civil society), dan truth claim agama mesti dienyahkan karena akan menghalangi tegaknya demokratisasi dan toleransi beragama

Oleh: Kholili Hasib

Alumni Program Kaderisasi Ulama (PKU) dan UNIDA – GONTOR

Netizen: Akhirnya Semua Mengakui Prestasi Anies, Ketika Heru Budi Dukung Formula E untuk Dorong Ekonomi

Tidak ada komentar


Pegiat media sosial, Eko Widodo, mengomentari perihal dukungan yang diberikan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono terhadap gelaran balapan Formula E.

Melalui akun Instagram miliknya, Heru mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta siap mendukung kelancaran Formula karena hal tersebut merupakan daya tarik wisata yang ikut mendorong pertumbuhan ekonomi di Jakarta.

“Pemprov DKI siap mendukung kelancaran perhelatan internasional ini sebagai sebuah daya tarik wisata yang ikut mendorong pertumbuhan ekonomi di Jakarta,” kata Heru dikutip dari akun instagram resmi, Senin (29/5/2023).

Diketahu pada Minggu (28/5/2023), Heru diajak oleh Ketua organizing committee (OC) Formula E, Ananda Mikola untuk menjajal EV Simulator dalam Acara Road to Jakarta E-Prix 2023 di Lot 8 SCBD, Jakarta Selatan.

Menanggapi hal tersebut, Eko mengatakan bahwa akhirnya semua pihak mengakui dan menikmati prestasi Anies dalam ajang Formula E tersebut.

“Akhirnya semua mengakui & menikmati prestasi Anies, buzzer auto mingkem!!” ujar Eko, dikutip WE NewsWorthy dari akun Twitter pribadi pada Senin (29/5/2023).

Sementara itu, ada sejumlah perubahan tersebut dianggap sangat bertolak belakang dengan Formula E yang digelar di era Anies Baswedan.

Ketua Steering Committee (SC) Formula E Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan kemungkinan mulai tahun 2024 balapan akan digelar bukan di Sirkuit Ancol lagi melainkan di street circuit dalam kota.

Padahal, pada penyelenggaraan Formula E tahun 2020, Anies mulanya ingin balapan digelar di SCBD, Jalan Jenderal Sudirman, hingga kawasan Gelora Bung Karno (GBK).

Opsi lainnya yaitu menggelar balapan melewati Jalan Medan Merdeka dan Monas. Namun, saat itu Pemprov DKI Jakarta tidak mendapatkan izin dari pemerintah pusat.


Sumber: newsworthy

Don't Miss
© all rights reserved 2023
Created by Mas Binde